Jakarta – Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 30 bulan. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tujuan utamanya di Ukraina setelah 30 bulan pertempuran adalah merebut wilayah Donbas, Ukraina timur. Putin juga mengklaim bahwa serangan balik Ukraina ke Kursk, Rusia telah mempermudah hal itu.
Putin mengatakan hal itu pada Kamis (5/9) waktu setempat, sehari setelah Rusia menyerang wilayah Lviv, Ukraina barat dengan serangan mematikan, dan setelah kemajuan terkini oleh pasukan Rusia di Donbas.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (6/9/2024):
– Pasukan Israel Ditarik dari Jenin Usai Penyerbuan 10 Hari
Pasukan Israel dilaporkan mundur dari area Jenin di Tepi Barat, dan kamp pengungsi di sekitarnya, setelah operasi penyerbuan selama 10 hari terakhir. Penyerbuan militer Israel itu disebut menewaskan puluhan orang.
Laporan kantor berita Palestina, WAFA News Agency, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (6/9/2024), menyebut pasukan pendudukan Israel telah menarik diri dari area kota Jenin dan kamp pengungsinya pada Jumat (6/9) dini hari waktu setempat.
Seorang saksi mata menuturkan kepada Reuters bahwa pasukan Israel meninggalkan kerusakan parah pada infrastruktur di area Jenin.
– Putin Bilang Dukung Kamala Harris, AS: Setop Bahas Pemilu Kami!
Gedung Putih menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berhenti membahas pemilu Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan November mendatang. Seruan ini disampaikan setelah Putin mengakui dirinya mendukung Wakil Presiden Kamala Harris dalam pilpres AS tahun ini.
“Tuan Putin harus berhenti berbicara mengenai pemilu kami, titik. Dia tidak seharusnya memihak siapa pun dengan cara apa pun,” cetus juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, dalam pernyataannya kepada wartawan, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Jumat (6/9/2024).
“Satu-satunya orang yang harus menentukan siapa Presiden Amerika Serikat berikutnya adalah rakyat Amerika, dan kami akan sangat menghargai jika Tuan Putin melakukan, A: berhenti berbicara tenang pemilu kami, dan B: berhenti mengintervensi pemilu ini,” tegasnya.
– Hamas Desak AS Tekan Israel untuk Gencatan Senjata di Gaza
Kelompok Hamas mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk “memberikan tekanan nyata” terhadap Israel, sekutunya, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Desakan itu disampaikan Hamas setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada kesepakatan yang sedang diupayakan.
Baik Hamas maupun Israel saling menyalahkan atas terhentinya perundingan gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan, ketika Netanyahu menghadapi tekanan untuk mencapai kesepakatan menyusul kematian enam sandera di Jalur Gaza.
Perunding utama Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil al-Hayya, seperti dilansir AFP, Jumat (6/9/2024), menyerukan kepada AS untuk “memberikan tekanan nyata terhadap Netanyahu dan pemerintahannya” dan “meninggalkan bias mereka yang buta” terhadap Israel.
– Putra Biden Mengaku Bersalah Ngemplang Pajak Rp 21,5 M
Hunter Biden, anak laki-laki Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, mengaku bersalah atas dakwaan gagal membayar pajak sebesar US$ 1,4 juta (Rp 21,5 miliar). Pengakuan bersalah ini menjadi langkah mengejutkan dari Hunter, yang diduga untuk menghindari persidangan memalukan sebelum pilpres AS.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (6/9/2024), kasus pajak yang menyeret Hunter ini disidangkan di pengadilan federal Los Angeles, dengan rentetan dakwaan pidana menjerat dirinya karena tidak membayar pajak sebesar US$ 1,4 juta selama empat tahun, atau dari tahun 2016 hingga tahun 2019 lalu.
Hunter, yang terbuka tentang perjuangan melawan kecanduan narkoba dan alkohol, didakwa gagal membayar pajak sebesar itu padahal dia menghabiskan jutaan dolar untuk gaya hidup mewahnya, seperti “untuk narkoba, wanita penghibur, dan pacar, hotel mewah dan menyewa properti, mobil-mobil eksotis, pakaian dan barang-barang lainnya yang bersifat pribadi”.
– Putin Bilang Tujuan Utamanya di Ukraina adalah Merebut Donbas
Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 30 bulan. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tujuan utamanya di Ukraina setelah 30 bulan pertempuran adalah merebut wilayah Donbas, Ukraina timur. Putin juga mengklaim bahwa serangan balik Ukraina ke Kursk, Rusia telah mempermudah hal itu.
Putin mengatakan hal itu pada Kamis (5/9) waktu setempat, sehari setelah Rusia menyerang wilayah Lviv, Ukraina barat dengan serangan mematikan, dan setelah kemajuan terkini oleh pasukan Rusia di Donbas.
Sejak dimulainya serangannya pada bulan Februari 2022 ketika gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv, Rusia telah menyesuaikan tujuannya. Rusia sejak itu berkonsentrasi untuk mencoba menaklukkan Ukraina timur.