Jakarta, Indonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai memobilisasi pusat logistiknya di Dubai untuk menyiapkan bantuan bagi korban gempa bumi dahsyat di Myanmar.
Mengutip Channel News Asia (CNA), WHO telah mengaktifkan sistem manajemen daruratnya sebagai respons terhadap bencana ini.
WHO Siap Kirim Bantuan Medis
Juru bicara WHO, Margaret Harris, menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan peristiwa besar yang mengancam kehidupan dan kesehatan masyarakat Myanmar.
“Kami telah mengaktifkan pusat logistik kami untuk mencari persediaan dan barang-barang seperti fiksator eksternal, karena kami perkirakan akan ada banyak cedera yang perlu ditangani,” kata Harris.
Selain itu, WHO juga fokus menyiapkan obat-obatan penting, mengingat infrastruktur kesehatan di Myanmar yang masih rusak akibat konflik dan keterbatasan fasilitas.
“Kami siap bergerak. Namun, saat ini kami perlu mengetahui secara pasti lokasi dan kebutuhan mendesak di lapangan,” tambahnya.
Junta Myanmar Minta Bantuan Internasional
Junta militer Myanmar sebelumnya telah meminta bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional usai gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang negara itu pada Jumat (28/3).
“Kami ingin komunitas internasional segera memberikan bantuan kemanusiaan,” ujar juru bicara junta, Zaw Min Tun, saat mengunjungi rumah sakit di Naypyidaw bersama kepala junta Min Aung Hlaing.
Menurut Zaw, banyak korban luka di Mandalay, Naypyidaw, dan Sagaing yang membutuhkan transfusi darah.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Dalam siaran langsung pada Jumat malam (28/3), Jenderal Min Aung Hlaing mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 144 orang, sementara lebih dari 730 orang terluka.
Angka ini diperkirakan masih akan meningkat seiring dengan berlanjutnya upaya evakuasi dan pencarian korban di daerah terdampak.