Viral Avanza Terbelah Dua Usai Tabrak Baliho, Diduga Kena Aquaplaning

Solo – Sebuah mobil Avanza Veloz terbelah dua usai sempat menabrak baliho di Sumatera Barat (Sumbar). Kecelakaan yang menelan korban jiwa ini viral di media sosial.

Dilansir beritamega4d.com, peristiwa itu terjadi di Jalan Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumbar, Selasa (9/1). Mobil Avanza Veloz menabrak tiang baliho hingga terbelah dua.

Mobil diduga melaju kencang dan kehilangan kendali. Kecelakaan ini menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Dari data Samsat Jambi, mobil dengan nomor polisi BH 1003 LE itu merupakan Toyota Avanza Veloz 1.5 M/T tahun 2012. Dari foto yang beredar, mobil Avanza Veloz tersebut ringsek. Bagian depan dan belakang mobil sampai terpisah. Mobil ringsek diduga karena menabrak tiang reklame dengan kecepatan tinggi.

Dari rekaman video yang beredar, jalanan saat itu sedang basah diguyur hujan. Muncul dugaan mobil mengalami aquaplaning.

Aquaplaning memang patut diwaspadai oleh para pengemudi terutama ketika berkendara saat hujan. Pakar road safety yang juga Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan aquaplaning adalah suatu keadaan ketika ban tidak mendapat daya cengkeram akibat genangan air hingga seolah-olah ban berputar di atas genangan air.

“Jadi aquaplaning adalah sebuah fenomena ketika sebuah kendaraan apakah motor, mobil, atau speedboat yang melintasi lapisan film air atau lapisan tipis air di sebuah permukaan,” kata Jusri kepada beritamega4d.com, dikutip detikJateng, Kamis (11/1/2024).

Baca juga:
Ngeri Kecelakaan Maut Avanza sampai Terbelah Dua!
Pada kecepatan rendah, genangan air tidak menjadi masalah. Namun, ketika dalam kecepatan tinggi, terjangan ban membuat air memiliki daya dorong ke atas.

“Pada kecepatan pelan, ia tidak mempengaruhi apa-apa, tetapi pada kecepatan tinggi maka momentum atau terjangan ban akan membuat daya angkat ke atas yang mendorong permukaan ban, terlepas traksinya dari permukaan jalan tersebut,” kata Jusri.

Senada, praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan aquaplaning merupakan sebuah fenomena ketika ban mobil kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi. Efeknya, mobil serasa melayang di atas air.

Dia mengatakan, saat turun hujan kurangi kecepatan setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal. Semakin deras hujannya, maka sebaiknya kurangi kecepatan semakin banyak.

“Ketika terjebak aquaplaning tahan kemudi ke arah depan dan tidak melakukan koreksi kemudi kasar yang dapat membuat kendaraan selip. Hindari mengerem di kondisi aquaplaning karena saat ban mendapat gripnya justru dapat membuat mobil hilang kendali. Kurangi kecepatan sebelum terjebak genangan air,” imbaunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *