Jasa Marga Bali Mengurai Penyebab Macet Parah di Tol Arah Bandara Ngurah Rai

Jasa Marga Bali Ungkap Penyebab Macet Parah di Tol Arah Bandara Ngurah Rai
Jasa Marga Bali Mengurai Penyebab Macet Parah di Tol Arah Bandara Ngurah Rai

Jakarta – PT Jasa Marga Bali Tol (JBT) yang mengelola Ruas Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa melakukan upaya pengaturan lalu lintas kendaraan untuk membantu mengurai kemacetan parah di jalur arteri menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pengaturan ini dilakukan bersama kepolisian.

Direktur Utama PT JBT Adiputra Karang menyebut kendaraan dengan tujuan Kedonganan dan Jimbaran diarahkan keluar melalui akses Nusa Dua. Dia menyebut kepadatan terjadi di akses keluar Bandara Ngurah Rai.

“Hal ini dilakukan dalam rangka membantu mencairkan kepadatan yang terjadi di akses keluar Ngurah Rai menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai maupun arah jalan nasional Bypass Ngurah Rai sebagai dampak dari banyaknya wisatawan yang akan pergi keluar dari Bali melalui bandara,” ujar Adi dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).

Pengaturan kendaraan dilakukan sejak pukul 20.00 Wita dan berkoordinasi dengan pihak Polisi setempat serta Dinas Perhubungan. Selain itu, JBT juga menempatkan petugas operasional untuk membantu kelancaran lalu lintas di Ruas Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa.

Sebelumnya, kemacetan parah terjadi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali. Antrean kendaraan panjang terjadi dari arah Simpang Dewa Ruci, Kuta, maupun simpang Jimbaran, Kuta Selatan.

Informasi di lapangan, pusat kemacetan terjadi di Taman Bundaran Ngurah Rai. Kendaraan yang menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai nyaris tak dapat bergerak sehingga terjadi penumpukan di taman bundaran maupun pintu Tol Bali Mandara.

Salah satu pengendara, Kadek Mirah Dwi, menyebut kendaraan roda empat maupun roda dua tidak bisa bergerak. Antrean kendaraan terjadi di ruas jalan menuju arah bandara sampai ke Simpang Jimbaran-Nusa Dua mencapai 4 kilometer.

“Dari kantor Camat Kuta Selatan, gapura Kampus Unud itu sudah mengantre mobil-mobilnya. Sampai di Kedonganan itu (mobil) nggak bisa jalan sama sekali. Kalau motor bisa pelan,” tutur Mirah Dwi kepada detikBali, Jumat petang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *