Dari sejumlah foto yang di update BeritaMega4D.com International dan AFP, Kamis (9/11/2023), sejumlah gambar pun memperlihatkan bagaimana tank-tank tempur Israel melakukan operasi di reruntuhan Gaza. Tentara berpakaian lengkap dan menginspeksi wilayah Gaza Utara.
Baca Juga : Update Gaza: Korban Tewas 10.500-Warga Kibarkan Bendera Putih
“Pasukan IDF (militer Israel)… datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara dan laut,” kata Menteri Pertaha.nan Yoav Gallant dilansir Reuters
Dalam laporan Al-Jazeera, Israel mengklaim telah menghancurkan 130 terowongan Hamas di Gaza. IDF mengatakan hal tersebut merupakan jumlah total selama operasi militer dilakukan di wilayah Palestina itu.
Dalam serangkaian postingan di media sosial, juru bicara IDF Daniel Hagari membagikan rekaman video yang menunjukkan sejumlah kehancuran. Sayangnya laporan itu belum bisa diverivikasi secara independen.
Di sisi lain, bombardir Israel ke Gaza masih terus berlanjut. Dari data Kementerian Kesehatan Gaza, 10. 569 orang telah Texas di wilayah itu karena operasi militer pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Dari keseluruhan korban, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Namun hingga kini, Netanyahu mengatakan tak akan melakukan gencatan senjata.
Ini pun membuat sejumlah petinggi negara Eropa berteriak. Spanyol dan Belgia di antaranya, bahkan meminta sanksi ke Israel.
Dalam sebuah wawancara seorang menteri Spanyol meminta komunitas internasional untuk memberikan sanksi kepada Israel yang ia katakan telah melakukan “genosida terencana” terhadap warga Palestina di Gaza. Ia juga menyindir pemimpin dunia yang berteriak kencang soal Ukraina tapi diam soal Gaza.
Baca Juga : AS Tak Dukung Pendudukan Israel: Gaza adalah Tanah Palestina!
“Negara Israel harus mengakhiri rencana genosida terhadap rakyat Palestina,” kata menteri hak-hak sosial Spanyol dan pemimpin partai sayap kiri Podemos, Ion Belarra, dikutip Al-Jazeera.
“Mengapa kita bisa memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia dalam konflik lain dan tidak di sini ketika dunia menyaksikannya dengan ketakutan?,” tegasnya.
“Kematian ribuan anak, para ibu berteriak putus asa, karena menyaksikan pembunuhan anak-anak mereka,” tambahnya.
Hal sama juga dikatakan Wakil PM Belgia Petra De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad. Ia mengatakan pemboman “tidak manusiawi” terhadap rumah sakit dan kamp pengungsi di Gaza haris diselidiki dan diberi sanksi.
“Sudah waktunya memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom tidak manusiawi,” kata Petra De Sutter.
“Jelas Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk gencatan senjata,” tambahnya.
Ia mengatakan Uni Eropa (UE) harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, Sebuah kesepakatan ekonomi dan politik. Termasuk memberlakukan larangan impor produk-produk dari wilayah Palestina yang diduduki.
“Operasi Israel Jelas Salah”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan pernyataan terbaru kemarin. Bahwa jumlah kematian warga sipil di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang “jelas salah” dengan operasi militer Israel.
“Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas ketika mereka punya perisai manusia. Namun ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer, ada sesuatu yang jelas salah,” kata Guterres pada konferensi pers Reuters NEXT.
“Penting juga untuk membuat Israel memahami bahwa bertentangan dengan kepentingan Israel jika setiap hari melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina,” ujarnya lagi.
“Itu tidak membantu Israel dalam kaitannya dengan opini publik global,” jelasnya.
Ia pun menyinggung jumlah anak-anak yang tewas di Gaza. Ia membandingkannya dengan jumlah korban konflik seluruh dunia, dan ternyata di atas itu.
“Jika kita tidak membuat perbedaan, saya pikir kemanusiaan itu sendiri yang akan kehilangan maknanya,” kata Guterres.
“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak,” tambahnya.
“Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak-anak terbunuh di Gaza, yang berarti ada sesuatu yang salah dalam cara operasi militer yang dilakukan,” katanya lagi.
Menurutnya apa yang terjadi di Gaza adalah “bencana besar”. Sayangnya ia tak memastikan apakah akan ada pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB di masa depan, untuk menjaga wilayah itu, untuk perdamaian terjadi.