Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Ambil Keputusan Akui Negara Palestina, Indonesia Menyambut Dengan Baik

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Ambil Keputusan Akui Negara Palestina, Indonesia Menyambut Dengan Baik

JAKARTA, beritamega4d.com – Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyambut baik keputusan tiga negara Eropa: Irlandia, Spanyol dan Norwegia yang mengakui negara Palestina.

Kunci karton menjadi simbol yang dibawa oleh anak-anak sekolah ini, melambangkan klaim atas hak pengembalian untuk orang-orang Palestina.

Kemenlu menyebutkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah bertemu dengan Menlu Norwegia, Irlandia dan Spanyol di Brussel, Belgia pada 26-27 Mei 2024.

Dalam kesempatan itu, Menlu Retno disebut mendorong negara Eropa lainnya mengikuti jejak tiga negara yang sudah mengakui Palestina.

“Indonesia mendorong negara lain untuk mengakui negara Palestina,” tulis Kemenlu.

Selain Indonesia, negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyambut dengan suka cita sikap tiga negara Eropa tersebut.

Negara-negara OKI menyampaikan penghargaan kepada Norwegia, Spanyol dan Irlandia atas keputusan mereka mengakui Palestina.

OKI mendorong agar negara-negara Eropa lain ikut mengakui negara Palestina.

Semua sepakat mengenai pentingnya memberdayakan Otoritas Palestina (Palestinian Authority) dan mendukung reformasi yang dilakukan Otoritas Palestina.

Semua juga sepakat untuk terus mengupayakan kelancaran bantuan kemanusiaan.

Irlandia, Norwegia, dan Spanyol, telah mengumumkan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada 28 Mei 2024.

Spanyol dan Irlandia mengatakan, keputusan tersebut tidak menentang Israel atau mendukung Hamas, tetapi mendukung perdamaian.

Hamas dan Otoritas Palestina menyambut baik pengakuan terhadap negara Palestina tersebut.

Berbanding terbalik, Israel bereaksi marah dengan memperingatkan bahwa tindakan itu akan berdampak pada lebih banyak ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Israel juga menarik kembali duta besar yang menjadi wakil pemerintahannya dari Dublin (Irlandia), Madrid (Spanyol), dan Oslo (Norwegia).

145 Telah Mengakui Negara Palestina

145 Telah Mengakui Negara Palestina

YERUSALEM, beritamega4d.com – Perang Israel di Gaza sejak serangan 7 Oktober telah menghidupkan kembali desakan global agar penduduk Palestina diberi negara sendiri.

Seorang pendemo mengibarkan bendera Palestina di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jumat (19/4/2024).

Norwegia, Spanyol, dan Irlandia pada Selasa (28/5/2024), menjadi negara terbaru yang mengakui negara Palestina.

Mereka mematahkan pandangan lama negara-negara Barat bahwa Palestina hanya dapat memperoleh status negara sebagai bagian dari perdamaian yang dirundingkan dengan Israel.

Langkah mereka, yang telah membuat Israel marah, membuat 145 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.

Mereka termasuk banyak negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia, namun tidak termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada, sebagian besar Eropa Barat, Australia, Jepang, atau Korea Selatan.

Pada April, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk mencegah upaya Palestina menjadi negara anggota penuh PBB.

Berikut ini adalah rangkuman singkat tentang upaya Palestina untuk menjadi negara:

Link Terkait : MEGA4D

Pada 1988, Arafat memproklamasikan negara Palestina

Pada 15 November 1988, selama intifada atau pemberontakan Palestina pertama, pemimpin Palestina Yasser Arafat secara sepihak memproklamasikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Dia membuat pengumuman di Aljir, dalam sebuah pertemuan Dewan Nasional Palestina di pengasingan.

Arafat mengadopsi solusi dua negara sebagai tujuan, dengan negara Israel dan Palestina yang merdeka berdiri berdampingan.

Beberapa saat kemudian, Aljazair menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui negara Palestina merdeka.

Dalam beberapa minggu, puluhan negara lain, termasuk sebagian besar dunia Arab, India, Turkiye, Indonesia, sebagian besar Afrika, dan beberapa negara Eropa tengah dan timur kemudian mengikutinya.

Gelombang pengakuan berikutnya terjadi pada akhir 2010 dan awal 2011, pada saat terjadi krisis dalam proses perdamaian Timur Tengah.

Negara-negara Amerika Selatan termasuk Argentina, Brasil, dan Chili menjawab seruan dari Palestina untuk mendukung klaim kenegaraan mereka.

Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas keputusan Israel untuk mengakhiri larangan sementara pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.

Pada 2011-2012, Palestina berupaya memperoleh pengakuan PBB

Pada 2011, dengan perundingan damai yang terhenti, Palestina mendorong maju dengan kampanye untuk mendapatkan keanggotaan penuh PBB bagi Negara Palestina.

Upaya tersebut gagal, namun dalam sebuah langkah terobosan pada 31 Oktober tahun itu, badan kebudayaan PBB, UNESCO, memilih untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh.

Sebagai tanggapan, Israel dan Amerika Serikat menangguhkan pendanaan mereka untuk badan tersebut.

Mereka keluar dari UNESCO pada 2018, meskipun Amerika Serikat bergabung kembali tahun lalu.

Pada November 2012, bendera Palestina dikibarkan untuk pertama kalinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York setelah Majelis Umum dengan suara mayoritas memilih untuk meningkatkan status Palestina menjadi “negara pengamat non-anggota”.

Tiga tahun kemudian, Mahkamah Kriminal Internasional (ICJ) juga menerima Palestina sebagai state party.

Pada 2014, Swedia jadi negara pertama

Pada 2014, Swedia, yang memiliki komunitas Palestina yang besar, menjadi anggota Uni Eropa pertama di Eropa Barat yang mengakui negara Palestina.

Langkah ini diambil setelah berbulan-bulan bentrokan yang terjadi hampir setiap hari di Yerusalem timur yang dicaplok Israel.

Negara Palestina sebelumnya telah diakui oleh enam negara Eropa lainnya, yaitu Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, dan Romania.

Israel bereaksi dengan marah terhadap langkah Stockholm, dengan menteri luar negeri saat itu, Avigdor Lieberman, mengatakan kepada Swedia bahwa, “hubungan di Timur Tengah jauh lebih kompleks daripada perabot rumah tangga yang dapat dirakit sendiri oleh IKEA”.

Pada 2024, muncul dorongan baru di Eropa

Serangan tanpa henti Israel di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 36.050 orang, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut, telah meningkatkan dukungan di Eropa untuk kenegaraan Palestina.

Setelah berbulan-bulan memperingatkan, Norwegia, Spanyol, dan Irlandia pada hari Selasa ini akhirnya mengambil langkah tersebut.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menggambarkan pengakuan tersebut sebagai masalah “keadilan bersejarah”.

Malta dan Slovenia juga telah menyatakan “kesiapan” untuk mengakui negara Palestina ketika “situasinya tepat”.

Australia juga telah melontarkan kemungkinan untuk mendukung kenegaraan Palestina.

Selain itu, Presiden Emmanuel Macron telah mengatakan bahwa sikap pengakuan terhadap negara Palestina tidak lagi “tabu bagi Perancis” sambil bersikeras bahwa hal itu harus dilakukan pada “saat yang tepat”.

Israel Tembus Jatung Gaza, Negara Eropa Teriak “Bom” Sanksi

Israel Tembus Jatung Gaza, Negara Eropa Teriak “Bom” Sanksi

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia - Israel masih terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina. Laporan terbaru mengatakan militer negeri itu, IDF, sudah memasuki "jantung kota" tersebut dan menghancurkan ratusan terowongan bawah tanah (bunker) para pejuang Hamas.
Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Israel masih terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina.
Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Israel masih terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina. Laporan terbaru mengatakan militer negeri itu, IDF, sudah memasuki “jantung kota” tersebut dan menghancurkan ratusan terowongan bawah tanah (bunker) para pejuang Hamas.

Dari sejumlah foto yang di update BeritaMega4D.com International dan AFP, Kamis (9/11/2023), sejumlah gambar pun memperlihatkan bagaimana tank-tank tempur Israel melakukan operasi di reruntuhan Gaza. Tentara berpakaian lengkap dan menginspeksi wilayah Gaza Utara.

Baca Juga : Update Gaza: Korban Tewas 10.500-Warga Kibarkan Bendera Putih

“Pasukan IDF (militer Israel)… datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara dan laut,” kata Menteri Pertaha.nan Yoav Gallant dilansir Reuters

Dalam laporan Al-Jazeera, Israel mengklaim telah menghancurkan 130 terowongan Hamas di Gaza. IDF mengatakan hal tersebut merupakan jumlah total selama operasi militer dilakukan di wilayah Palestina itu.

Dalam serangkaian postingan di media sosial, juru bicara IDF Daniel Hagari membagikan rekaman video yang menunjukkan sejumlah kehancuran. Sayangnya laporan itu belum bisa diverivikasi secara independen.

Di sisi lain, bombardir Israel ke Gaza masih terus berlanjut. Dari data Kementerian Kesehatan Gaza, 10. 569 orang telah Texas di wilayah itu karena operasi militer pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Dari keseluruhan korban, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Namun hingga kini, Netanyahu mengatakan tak akan melakukan gencatan senjata.

Ini pun membuat sejumlah petinggi negara Eropa berteriak. Spanyol dan Belgia di antaranya, bahkan meminta sanksi ke Israel.

Dalam sebuah wawancara seorang menteri Spanyol meminta komunitas internasional untuk memberikan sanksi kepada Israel yang ia katakan telah melakukan “genosida terencana” terhadap warga Palestina di Gaza. Ia juga menyindir pemimpin dunia yang berteriak kencang soal Ukraina tapi diam soal Gaza.

Baca Juga : AS Tak Dukung Pendudukan Israel: Gaza adalah Tanah Palestina!

“Negara Israel harus mengakhiri rencana genosida terhadap rakyat Palestina,” kata menteri hak-hak sosial Spanyol dan pemimpin partai sayap kiri Podemos, Ion Belarra, dikutip Al-Jazeera.

“Mengapa kita bisa memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia dalam konflik lain dan tidak di sini ketika dunia menyaksikannya dengan ketakutan?,” tegasnya.

“Kematian ribuan anak, para ibu berteriak putus asa, karena menyaksikan pembunuhan anak-anak mereka,” tambahnya.

Hal sama juga dikatakan Wakil PM Belgia Petra De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad. Ia mengatakan pemboman “tidak manusiawi” terhadap rumah sakit dan kamp pengungsi di Gaza haris diselidiki dan diberi sanksi.

“Sudah waktunya memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom tidak manusiawi,” kata Petra De Sutter.

“Jelas Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk gencatan senjata,” tambahnya.

Ia mengatakan Uni Eropa (UE) harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, Sebuah kesepakatan ekonomi dan politik. Termasuk memberlakukan larangan impor produk-produk dari wilayah Palestina yang diduduki.

“Operasi Israel Jelas Salah”

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan pernyataan terbaru kemarin. Bahwa jumlah kematian warga sipil di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang “jelas salah” dengan operasi militer Israel.

“Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas ketika mereka punya perisai manusia. Namun ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer, ada sesuatu yang jelas salah,” kata Guterres pada konferensi pers Reuters NEXT.

“Penting juga untuk membuat Israel memahami bahwa bertentangan dengan kepentingan Israel jika setiap hari melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina,” ujarnya lagi.

“Itu tidak membantu Israel dalam kaitannya dengan opini publik global,” jelasnya.

Ia pun menyinggung jumlah anak-anak yang tewas di Gaza. Ia membandingkannya dengan jumlah korban konflik seluruh dunia, dan ternyata di atas itu.

“Jika kita tidak membuat perbedaan, saya pikir kemanusiaan itu sendiri yang akan kehilangan maknanya,” kata Guterres.

“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak,” tambahnya.

“Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak-anak terbunuh di Gaza, yang berarti ada sesuatu yang salah dalam cara operasi militer yang dilakukan,” katanya lagi.

Menurutnya apa yang terjadi di Gaza adalah “bencana besar”. Sayangnya ia tak memastikan apakah akan ada pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB di masa depan, untuk menjaga wilayah itu, untuk perdamaian terjadi.