Terungkap! Fakta Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam Serangan Israel

Terungkap! Fakta Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam Serangan Israel

Jakarta, beritamega4d.com — Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dipastikan tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan pada Kamis (17/10) waktu setempat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kematian Sinwar bukanlah akhir dari konflik antara Israel dan Palestina. Sebab, ia menilai agresi militer di Gaza baru akan berakhir jika Hamas mau menyerah terhadap pemerintah Israel.

“Perang ini bisa berakhir besok. Ini akan berakhir jika Hamas mau meletakkan senjatanya dan membebaskan sandera kita,” jelas Netanyahu dalam video yang dirilis pemerintah Israel pada Jumat (18/10).

Berikut fakta-fakta usai Sinwar tewas di tangan Israel.

Ditemukan tidak berdaya di atas sofa

  • Militer Israel merilis sebuah rekaman video drone detik-detik Yahya Sinwar sebelum diklaim tewas dalam operasi militer IDF di Gaza selatan, Kamis (17/10) waktu setempat. Video yang sudah diedit itu menunjukkan sudut pandang dari drone yang memasuki sebuah bangunan yang sudah hancur. Dalam bangunan itu, tampak seseorang yang diklaim IDF sebagai Yahya Sinwar tengah duduk tidak berdaya di atas sofa. Posisi pria tersebut terlihat membelakangi kursi. Kemudian, sempat menoleh ke arah kamera drone. Pria yang terlihat memakai penutup wajah tersebut lalu berusaha melempar sebilah kayu ke arah drone menggunakan tangan kirinya.

Terkena tembakan di kepala

  • Hasil autopsi mengungkap bahwa Sinwar tewas akibat tembakan di kepala dan tembakan granat. Saat ini, lembaga forensik yang mengautopsi jenazah Sinwar tengah menunggu hasil tes tambahan untuk memastikan apakah ada obat-obatan atau zat tidak biasa lainnya dalam darah Sinwar saat ia tewas.

Jenazah dibawa ke tempat rahasia

  • Israel kini dilaporkan sudah membawa jenazah Sinwar ke sebuah lokasi rahasia. Situs berita berbahasa Ibrani Walla, seperti dilansir Times of Israel, menyebut jenazah Sinwar dipindahkan setelah autopsi yang digelar di Institut Forensik Abu Kabir pada Kamis (17/10) malam waktu setempat.

Baru dua bulan pimpin Hamas

  • Yahya Sinwar sebetulnya baru memimpin Hamas selama dua bulan lebih. Hamas baru menetapkan Sinwar sebagai pemimpin mereka pada 6 Agustus 2024 lalu. Sinwar ditugaskan untuk menggantikan pemimpin Hamas sebelumnya, Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan militer Zionis di Iran pada 31 Juli 2024. Penunjukan Sinwar sebagai bos baru Hamas ini terjadi kurang dari seminggu setelah Haniyeh terbunuh dalam serangan diduga dilancarkan Israel di Teheran.

INFOGRAFIS: 3 Pemimpin Besar di Timteng Tewas saat Agresi Israel

Otak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023

Israel menuduh Sinwar sebagai salah satu dalang dari serangan 7 Oktober 2023 yang mematik agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza hingga hari ini.

Saat itu, Hamas dilaporkan menyerang festival musik bernama Supernova yang dihelat di Israel hingga menewaskan sekitar 1.200 orang.

Sejak saat itu, Israel pun Sinwar sebagai salah satu pentolan Hamas yang paling dicari setelah Haniyeh.

Detik-Detik Terakhir Yahya Sinwar: Aksi Lempar Tongkat ke Drone Israel

Detik-Detik Terakhir Yahya Sinwar: Aksi Lempar Tongkat ke Drone Israel

Yahya Sinwar, yang saat itu baru saja dibebaskan dari penjara Israel, berpelukan dengan Ismail Haniyeh dalam foto tahun 2011 lalu

Beritamega4d.com – Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dilacak oleh drone mini Israel saat bersembunyi di reruntuhan bangunan di Jalur Gaza bagian selatan. Drone yang dilengkapi kamera itu merekam sosok Sinwar, yang menutup wajahnya dengan syal, terduduk di kursi yang diselimuti debu.
Rekaman video yang direkam drone itu telah dirilis ke publik oleh otoritas Tel Aviv, seperti dilansir Reuters, Jumat (18/10/2024), juga menunjukkan pemimpin Hamas itu melemparkan tongkat ke arah drone yang mengudara di dekatnya. Aksi itu dinilai sebagai upaya putus asa untuk menjatuhkan drone tersebut.

Setelah perburuan intensif selama setahun terakhir, militer Israel secara yakin mengumumkan kematian Sinwar dalam operasi militer di Jalur Gaza bagian selatan, yang diwarnai baku tembak, pada Rabu (16/10) waktu setempat.

Namun menurut para pejabat Israel, yang enggan disebut namanya, pasukan Israel yang membunuh Sinwar awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah mendapatkan musuh nomor satu negara mereka.

Tidak seperti para pemimpin militan lainnya yang dilacak dan dibunuh pasukan Israel, operasi yang akhirnya menewaskan Sinwar bukanlah operasi terencana dan terarah, bukan juga operasi yang dilakukan oleh komando elite.

Diungkapkan oleh para pejabat Israel itu bahwa Sinwar ditemukan oleh pasukan infanteri dari Brigade Bislach, unit yang biasanya melatih calon komandan unit. Pasukan itu sedang memeriksa area Tel al-Sultan di Jalur Gaza bagian selatan pada Rabu (16/10), di mana beberapa anggota senior Hamas diyakini berada.

Pasukan tersebut melihat keberadaan tiga terduga militan yang bergerak di antara bangunan-bangunan dan melepaskan tembakan, yang memicu baku tembak di mana sosok yang ternyata Sinwar melarikan diri ke reruntuhan bangunan di area tersebut.

Adegan selanjutnya seperti terlihat dalam rekaman video yang dirilis oleh militer Israel pada Kamis (17/10), yang menunjukkan Sinwar dalam kondisi terluka parah di tangan sedang duduk di kursi dengan diselimuti debu. Wajahnya ditutupi syal sehingga identitasnya pada saat itu belum disadari pasukan Israel.

Rekaman video yang diambil dari drone Israel menunjukkan sosok Yahya Sinwar bersembunyi di dalam reruntuhan bangunan saat dikejar pasukan Tel Aviv di Gaza bagian selatan Foto: Israel Defense Forces/Handout via REUTERS Purchase Licensing Rights

Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa pada momen itu, Sinwar diidentifikasi sebagai petempur Hamas biasa.

Menurut laporan media-media lokal Israel, peluru tank dan rudal juga ditembakkan ke bangunan tersebut.

Israel Konfirmasi Identitas Sinwar dari Gigi-Sidik Jari-Tes DNA

Militer Israel, dalam pernyataan pada Kamis (17/10), secara yakin mengatakan pasukannya telah “melenyapkan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza bagian selatan”.

Disebutkan juga oleh militer Israel bahwa catatan gigi, sidik jari dan tes DNA telah memberikan konfirmasi akhir atas kematian Sinwar.

Kelompok Hamas belum secara terang-terangan mengonfirmasi atau memberikan komentar langsung atas laporan kematian Sinwar. Namun sejumlah sumber di dalam kelompok militan tersebut mengatakan bahwa indikasi yang mereka lihat menunjukkan Sinwar memang dibunuh pasukan Israel.

Sejumlah sumber, yang dikutip media Lebanon LBCI, mengungkapkan bahwa di belakang layar, Hamas telah memberitahukan kabar kematian Sinwar kepada pejabat beberapa negara, seperti Turki, Qatar dan Mesir.

Senjata-Mata Uang Israel Ditemukan di Tubuh Yahya Sinwar

Pasukan Israel yang menewaskan Sinwar disebut menemukan sebuah senjata, sebuah jaket antipeluru dan mata uang Israel sebanyak 40.000 Shekel, atau setara Rp 166,4 juta pada tubuhnya.

“Dia berusaha melarikan diri dan pasukan kami melenyapkannya,” ucap Hagari saat berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers.

“Puluhan operasi dilakukan oleh IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan ISA (Badan Keamanan Israel/Shin Bet) selama setahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir di wilayah di mana dia dilenyapkan, kami membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar saat dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan eliminasinya,” demikian pernyataan militer Israel.

Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, Sinwar tampaknya telah berhenti menggunakan telepon dan alat komunikasi lainnya yang memungkinkan intelijen Tel Aviv melacak keberadaannya.

Israel meyakini dia bersembunyi di dalam salah satu jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Jalur Gaza selama dua dekade terakhir. Namun karena semakin banyak terowongan yang ditemukan dan dihancurkan pasukan Tel Aviv, terowongan itu pun tidak menjamin dia lolos dari penangkapan.

Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, menyebut pengejaran terhadap Sinwar selama setahun terakhir telah mendorongnya “bertindak seperti buronan, yang membuatnya berpindah lokasi berkali-kali”.

Setelah Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, kini Israel melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman

Setelah Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, kini Israel melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman

Ilustrasi. Serangan udara Israel ke kota pelabuhan Hodeidah, Yaman. Foto dirilis 20 Juli 2024.

Jakarta, beritamega4d.com — Militer Israel (IDF) meluncurkan serangan udara ke Yaman dengan dalih menyasar target milisi Houthi, Minggu (29/9).

Setelah menggempur habis-habisan Gaza dengan dalih memburu Hamas, lalu Lebanon dengan alasan memburu Hizbullah, kini Israel serbu Yaman dengan dalih membalas Houthi.

Dalam pernyataannya, IDF mengatakan serangan ke Yaman itu sebagai balasan terhadap tembakan roket Houthi ke Israel dua hari terakhir.

IDF menyatakan lusinan pesawat tempur, termasuk jet tempur, menyerang pembangkit listrik dan pelabuhan laut di Ras Issa dan Pelabuhan Hodeidah. Serangan langsung ke Yaman itu menambah konfrontasi Israel dengan milisi yang disokong Iran untuk menekan Israel dalam menguasai Palestina (Gaza dan Tepi Barat).

“Selama setahun terakhir, Houthi telah beroperasi di bawah arahan dan pendanaan Iran, dan bekerja sama dengan milisi Irak untuk menyerang Negara Israel, merusak stabilitas regional, dan mengganggu kebebasan navigasi global,” demikian pernyataan IDF yang menjadi dalih serangan ke Yaman pada akhir pekan ini.

Mengutip dari Reuters, serangan ke tempat pembangkit listrik itu membuat sebagian besar kota pelabuhan Hodeidah menjadi gelap.

Israel menuding Houthi yang berada di Yaman bergerak di bawah arahan dan pendaan Iran–yang selama ini menjadi ‘musuh’ Israel di kawasan.

Terkait serangan menekan Houthi di Yaman, Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan, “Pesan kami jelas – bagi kami, tidak ada tempat yang terlalu jauh”.

Kematian pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hasan Nasrallah mengakhiri dua pekan yang traumatis bagi kelompok milisi itu. Serangan itu dimulai dengan peledakan serentak ribuan perangkat komunikasi yang digunakan anggota Hizbullah. Israel secara luas diasumsikan telah melakukan tindakan tersebut namun tidak membenarkan atau menyangkal tindakan tersebut.

Setidaknya ada empat orang tewas dan 29 lagi terluka dalam serangan Israel ke Yaman pada Minggu lalu.

Serangan ke Lebanon

Serangan dengan target lebih banyak dilakukan Israel ke Lebanon dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hizbullah dua pekan terakhir. Salah satunya menewaskan sejumlah sosok elite di Hizbullah dan militer Iran.

Pada Minggu lalu, Israel berjanji akan terus melanjutkan serangannya untuk menekan Hizbullah dan milisi sekutu Iran.

“Mereka sudah kehilangan akal, dan kita harus terus memukul keras Hizbullah,” kata kepala staf militer Israel Herzi Halevi.

Akibat serangan Israel pada hari Minggu, Kemenkes Lebanon menyatakan ada 32 korban tewas di Ain Deleb, dan 21 orang tewas di  Baalbek-Hermel di timur. Secara keseluruhan, dalam dua hari terakhir ada 14 tenaga kesehatan di Lebanon yang tewas akibat serangan Israel.

Berdasarkan kesaksian warga Beirut, drone-drone Israel terlihat terbang ke sana kemari di langit ibu kota Lebanon iu pada Minggu. Kemudian terdengar ledakan besar yang menandakan serangan udara Israel menggema di sana.

Hizbullah dan Israel sebelumnya saling tembak roket di perbatasan yang dipicu agresi habis-habisan Negara Yahudi di Gaza yang sejak Oktober 2023 lalu. Sementara itu Houthi sebelumnya juga melakukan serangan sporadis ke Israel, juga mengganggu pelayaran kapal niaga terkait Negara Yahudi di Laut Merah.

Pada Minggu lalu militer Israel masih terus menggempur wilayah di Beirut selatan, Lebanon. Di satu sisi, IDF pun menjatuhkan setidaknya delapan roket yang diarahkan dari Libanon, dan satu lagi dari Laut Merah.

Kemenkes Lebanon menyatakan dalam dua pekan terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Lebanon dan melukai sekitar 6.000 orang. Selain itu, lebih dari sejuta orang atau seperlima dari populasi Lebanon harus mengungsi drari rumah mereka.

Di Beirut, para keluarga yang mengungsi salah satunya berkumpul di Teluk Zaitunay. Pada Minggu pagi terlihat keluarga-keluarga yang tak membawa apapun kecuali tas berisi pakaian tidur di atas alas karpet.

Salah satu warga Beirut, Francoise Azori mengatakan Israel tak akan mematahkan semangat warga Lebanon. Dan mereka akan tetap bertahan.

“Anda tak akan bisa menghancurkan kami, apapun yang anda lakukan, berapa banyak pun bom yang Anda jatuhkan, berapa banyak yang Anda paksa mengungsi- kami akan tetap tinggal di sini,” kata Azori.

“Kami tak akan pindah. Ini adalah negara kami dan kami akan tetap tinggal,” imbuhnya.

FOTO: Permukiman di Beirut Lebanon Luluh Lantak Diserang Israel

Serangan di Gaza

Pada akhir pekan lalu, militer Israel masih juga melakukan serangan udara ke Gaza dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hamas. Dalam serangan pada Minggu lalu ke Jalur Gaza, setidaknya ada 11 warga Palestina yang tewas.

CNN melaporkan pesawat tempur Israel memborbardir sejumlah tempat di utara, tengah, dan selatan Gaza.

Salah satu yang ditargetkan adalah bangunan sekolah tempat pengungsi di Beit Lahiya, Gaza utara. Ada empat orang di dalam bangunan itu yang tewas, dan banyak lagi yang terluka.

Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang militan Hamas yang beroperasi dari pusat komando yang terletak di sebuah kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Um Al-Fahm. Mereka menuduh Hamas mengeksploitasi fasilitas sipil dan penduduknya untuk tujuan militer, namun tudingan itu dibantah Hamas.

Dalam serangan lain, tiga orang tewas dalam sebuah rumah di Kota Gaza, dan empat lainnya tewas dalam tiga serangan udara terpisah di Nuseirat dan Khan Younis—di bagian utara dan selatan Jalur Gaza.

Meskipun demikian pertempuran dan aktivitas militer Israel di Gaza telah menurun dalam sepekan terakhir ketika IDF meningkatkan serangan militernya terhadap Hizbullah di Lebanon.

Di Gaza sendiri, Kemenkes di sana menyatakan sejak Oktober 2023 lalu total sudah ada 41.595 warga Palestina yang terbunuh dan 96.251 korban luka akibat serangan militer Israel.

8 Pembaruan Perang Arab: Hizbullah Makin Berang – Fakta Baru tentang Ledakan di Lebanon

8 Pembaruan Perang Arab: Hizbullah Makin Berang – Fakta Baru tentang Ledakan di Lebanon

A man reacts as he attempts to extinguish flames following a rocket attack from Lebanon, amid cross-border hostilities between Hezbollah and Israel, in the Israeli-occupied Golan Heights September 20, 2024. REUTERS/Jim Urquhart

Jakarta, beritamega4d.com – Situasi di Timur Tengah masih memanas. Setelah terjadi ratusan ledakan yang melibatkan pager dan walkie-talky Hizbullah, yang disinyalir dilakukan Israel.

Kini Lebanon mengumumkan perang dengan pasukan Zionis tersebut.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip dari beberapa sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (20/9/2024):

Lebanon Umumkan Perang

Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati mengumumkan negaranya kini sedang berperang.. Hal ini disampaikannya pasca ledakan massal dan mematikan perangkat elektronik, terjadi di seluruh negeri selama dua hari berturut-turut, menewaskan lebih dari 30 orang serta melukai ribuan lainnya.

“Kejahatan massal ini… terhadap orang-orang yang tidak berdaya di rumah mereka, yang dibunuh dengan cara ini, tidak dapat dijelaskan,” kata Mikati kepada wartawan, dikutip laman Russia Today (RT), Jumat (20/9/2024).

Ia menegaskan bahwa Lebanon sedang berperang dengan Israel.

“Perang ini dimulai sekitar 11 bulan lalu dan berdampak pada rakyat kami di selatan tempat rumah-rumah mereka dihancurkan,” katanya lagi.

“Kita menghadapi musuh yang mengabaikan semua hukum internasional dan kemanusiaan. Dan, pertanyaannya adalah dapatkah ini terus berlanjut? Di mana PBB, yang misi utamanya adalah menyebarkan perdamaian?” tanya Mikati.

Jet Tempur Israel Tembak 100 ‘Bom’ ke Lebanon

Sehari sebelumnya, jet tempur Israel menggila Kamis malam waktu setempat, di mana mereka dilaporkan melancarkan serangan paling hebat di Lebanon selatan dalam hampir setahun perang.

Mengutip Reuters, jet menyerang sekitar 100 target yang diklaim sebagai “peluncur roket” Hizbullah, yang terdiri dari sekitar 1.000 barel amunisi. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membenarkan hal itu.

“Serangan udara menghantam ratusan barel peluncur roket yang siap ditembakkan ke Israel serta, sekitar 100 peluncur, dan lokasi infrastruktur teroris tambahan”, kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

“IDF akan terus beroperasi untuk melemahkan infrastruktur dan kemampuan organisasi teroris Hizbullah guna mempertahankan Negara Israel,” tambahnya mengutip Reuters.

Hizbullah Luncurkan Serangan ke Israel

Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan sedikitnya 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel. Sebelumnya kelompok ini mengatakan telah melancarkan 17 serangan terhadap target-target Israel di Galilea, Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan Perbukitan Kfarchouba yang diduduki sepanjang hari.

“Sebuah serangan rudal dan pesawat nirawak Hizbullah di Israel utara menewaskan dua tentara Israel dan melukai sembilan lainnya dalam serangan terpisah pada hari Kamis di Lebanon Selatan,” kata militer.

Sebelumnya, tentara Israel meminta penduduk kota-kota dekat perbatasan dengan Lebanon untuk tetap dekat dengan tempat perlindungan dan “menjaga” pintu masuk.

Irak-Iran Kirim Pasukan ke Lebanon Bantu Hizbullah

Pemerintah dan milisi Irak memerintahkan pengiriman bantuan ke Lebanon. Hal ini menyusul menyusul ledakan pager massal yang diduga dilakukan oleh Israel.

Dalam keterangan resmi, kantor Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia Al Sudani mengatakan bahwa Baghdad telah memerintahkan pengiriman tim medis ke Lebanon. Irak juga menuding Israel sebagai dalang dari serangan ini.

“Pemerintah Irak mengikuti perkembangan keamanan yang berbahaya di Lebanon dan serangan siber Zionis yang menyebabkan banyak warga sipil menjadi martir dan cedera,” kata Juru Bicara Pemerintah Irak, Basim Al Awadi, dalam sebuah pernyataan dikutip Xinhua.

“Ledakan dan serangan lain yang dilakukan oleh Israel, serta ancaman untuk melancarkan perang skala besar di Lebanon, memerlukan ‘intervensi internasional yang mendesak’ untuk mencegah meluasnya perang di kawasan Timur Tengah.”

Selain Pemerintah Irak, Milisi Irak pro Iran, Kataeb Hezbollah, mengatakan bahwa mereka akan ‘menyerahkan semua kemampuan kami ke tangan saudara-saudara di Lebanon’. Mereka menyebut bahkan akan mengirimkan pasukan ke Lebanon.

“Kami sepenuhnya siap untuk pergi bersama mereka sampai akhir, dan untuk mengirim pejuang, peralatan, dan dukungan, baik di tingkat teknis maupun logistik,” katanya dikutip Times of Israel.

Pemimpin Hizbullah: Israel Lewati Batas Merah

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan serangan pager dan handy talky terhadap anggotanya di Lebanon dan Suriah minggu ini melewati ‘semua batas merah’. Ia berjanji pihaknya akan membalas dan tidak gentar dalam perjuangannya melawan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Dalam pidato pertamanya yang disiarkan televisi sejak serangan tersebut, Nasrallah menyebut bahwa ada ‘pukulan besar dalam hal keamanan dan kemanusiaan’ yang ditujukan kepada Hizbullah. Namun ia menegaskan serangan itu gagal melumpuhkan kelompok itu.

“Serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah gerakan perlawanan di Lebanon, serta ‘dalam sejarah negara kita’ dan musuh kita. Sejak 8 Oktober hingga sekarang, pasukan Israel tidak menarik satupun personel militer mereka di Utara,” ucapnya.

Nasrallah juga menekankan bahwa serangan itu sebagian berhasil digagalkan karena banyak perangkat tidak berfungsi sehingga dimatikan dan dibuang.

“Saya jamin infrastruktur kami tidak tersentuh,” tambahnya.

Fakta Baru Teror Ledakan Massal di Lebanon

Investigasi awal oleh otoritas Lebanon menemukan bahwa perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon minggu ini telah dipasangi bahan peledak sebelum tiba di negara itu. Hal ini disampaikan dalam surat yang dikirim oleh misi Lebanon kepada Dewan Keamanan PBB.

Melansir Reuters, perangkat tersebut, termasuk pager dan walkie-talkie, diledakkan melalui pesan elektronik yang dikirim ke alat tersebut.

Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan serangan tersebut.

Dewan Keamanan PBB, yang terdiri dari 15 anggota, dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada Jumat untuk membahas ledakan ini.

Israel belum memberikan komentar langsung mengenai serangan ini, namun sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa serangan tersebut kemungkinan besar dilakukan oleh Mossad, agen mata-mata Israel yang memiliki sejarah panjang melakukan serangan canggih di luar negeri.

Maskapai AS Umumkan Pembatalan Penerbangan ke Israel

Maskapai raksasa Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan langsung antara New York dan Tel Aviv hingga akhir tahun. Perusahaan itu mencatat ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

“Penerbangan Delta antara New York-JFK dan Tel Aviv akan dihentikan sementara hingga 31 Desember, karena konflik yang sedang berlangsung di kawasan,” tulis pengumuman maskapai itu.

Penangguhan tersebut berarti Delta kini telah menghentikan semua penerbangan langsung antara Amerika Serikat dan Israel hingga akhir tahun.

Kekhawatiran akan terjadinya perang besar di perbatasan utara Israel meningkat setelah ribuan perangkat komunikasi milik Hizbullah meledak di Lebanon, menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 lainnya dalam dua hari dalam sebuah serangan yang oleh kelompok militan yang didukung Iran tersebut dituduhkan dilakukan oleh Israel.

Maskapai penerbangan termasuk Air France, Lufthansa dan Swiss untuk sementara menangguhkan penerbangan ke Israel setelah insiden tersebut.

PBB Kirim Bantuan ke Lebanon

Organisasi kesehatan PBB, WHO, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Lebanon untuk menangani ribuan korban luka akibat ledakan perangkat komunikasi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan serangan tersebut telah “sangat mengganggu sistem kesehatan Lebanon yang sudah rapuh”.

“WHO telah mendistribusikan perlengkapan trauma dan operasi darurat, dan kami bekerja untuk memenuhi kebutuhan mendesak, termasuk persediaan darah dan alat uji darah, serta memantau bagaimana sistem kesehatan berfungsi,” kata Ghebreyesus.

Abinasir Abubakar, perwakilan negara WHO di Lebanon, mengatakan sedikitnya satu petugas kesehatan tewas dalam serangkaian serangan tersebut. Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan ledakan perangkat ‘terjadi tanpa peringatan’ dan seluruh sistem kesehatan berada di bawah tekanan yang sangat besar dalam waktu cepat.

Hari Ini Israel Bombardir Suriah, Total Korban Tewas Bertambah 14 Orang

Hari Ini Israel Bombardir Suriah, Total Korban Tewas Bertambah 14 Orang

Jakarta – Media pemerintah Suriah mengatakan pada hari Senin (9/9) bahwa serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 14 orang di provinsi Hama, Suriah tengah. Jumlah ini bertambah dari jumlah korban sebelumnya sebanyak lima orang tewas dan 19 orang terluka.

“Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di sejumlah lokasi di sekitar Masyaf telah meningkat menjadi 14 korban tewas dan 43 orang terluka, termasuk enam orang kritis,” demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA yang mengutip sumber medis, dilansir kantor berita AFP, Senin (9/9/2024).

Kelompok pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, sebelumnya melaporkan sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan udara Israel pada Minggu (8/9) malam waktu setempat tersebut.

“Sekitar pukul 11:20 malam (2020 GMT) pada hari Minggu, musuh Israel melakukan serangan udara dari barat laut Lebanon yang menargetkan sejumlah lokasi militer di wilayah tengah,” SANA melaporkan sebelumnya, mengutip sumber militer.

“Pertahanan udara kita menembak jatuh beberapa rudal,” imbuh SANA.

Serangan udara Israel di Suriah telah meningkat sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang di Gaza.

Otoritas Israel jarang mengomentari serangan-serangannya di Suriah. Namun, Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, memperluas kehadirannya di sana.

Sebelumnya pada akhir Agustus lalu, tiga petempur pro-Iran tewas di wilayah Homs, Suriah tengah dalam serangan yang dikaitkan dengan Israel, kata Observatory.

Beberapa hari kemudian, militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah petempur yang tidak disebutkan jumlahnya, yang tergabung dalam Jihad Islam, sekutu Hamas, dalam sebuah serangan di Suriah dekat perbatasan Lebanon.

MbS Disebut Takut Dibunuh jika Setujui Normalisasi Arab Saudi-Israel

MbS Disebut Takut Dibunuh jika Setujui Normalisasi Arab Saudi-Israel

Pangeran MbS disebut takut dibunuh terkait rencana normalisasi Saudi dan Israel.

Jakarta, beritamega4d.com Indonesia — Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), disebut bercerita bahwa dia berisiko dibunuh jika menyepakati upaya normalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam kolom yang ditulis koresponden senior hubungan luar negeri Politico, Nahal Toosi, MbS disebut menceritakan kekhawatirannya itu kepada sejumlah pejabat Kongres Amerika Serikat.

Toosi mengungkapkan bahwa MbS merasa ia akan membahayakan nyawanya sendiri jika mengejar kesepakatan besar dengan AS dan Israel, terutama soal normalisasi hubungan Saudi-Israel.

Toosi menuliskan dalam percakapan itu, MbS menyinggung kisah mantan Presiden Mesir Anwar Sadat yang tewas dibunuh tak lama setelah mencapai kesepakatan damai dengan Israel pada 1978 lalu.

“Dan [MbS] menanyakan apa yang dilakukan AS untuk melindungi Sadat [saat itu]. Ia juga telah membahas ancaman yang dihadapinya saat menjelaskan mengapa kesepakatan semacam itu [normalisasi Israel-Saudi] harus mencakup solusi menuju kemerdekaan Palestina-terutama sekarang karena perang di Gaza telah meningkatkan kemarahan dunia Arab kepada Israel,” bunyi kolom Toosi yang dirilis Politico pada Rabu (14/8).

Toosi membeberkan percakapan antara MbS dan para pejabat AS itu ia dapat saat mewawancarai seorang matan pejabat Negeri Paman Sam yang mengetahui soal pertemuan tersebut. Ia juga mendapat informasi yang sama dari beberapa pejabat lain yang turut mengetahui pertemuan MbS dan para pejabat AS itu.

Meski begitu, menurut sejumlah pejabat AS tersebut, MbS berniat tetap mencapai kesepakatan besar antara AS dan Israel ini meski ada risiko keamanan itu. MbS disebut melihat normalisasi dengan Israel sebagai hal yang penting bagi masa depan negaranya.

AS bahkan disebut menghujani Saudi dengan berbagai bantuan dan komitmen keamanan sebagai ganti jika menyepakati normalisasi seperti jaminan keamanan, bantuan untuk program nuklir sipil, hingga investasi ekonomi di berbagai bidang terutama teknologi.

“Menurut beberapa laporan, sebagai gantinya, Arab Saudi akan membatasi hubungannya dengan China. Arab Saudi juga akan menjalin hubungan diplomatik dan hubungan lainnya dengan Israel-sebuah keuntungan besar bagi Israel mengingat pentingnya Arab Saudi di antara negara-negara Muslim,” bunyi kutipan kolom Toosi.

Namun, Toosi mengungkapkan bahwa MbS masih kesal dengan perundingan ini lantaran Israel ogah memasukkan rencana yang kredibel menuju kemerdekaan Palestina dalam perjanjian ini.

Maksud terselubung

Terlepas dari isu Palestina, Toosi menganggap MbS hanya ingin menarik sebanyak-banyaknya keuntungan bagi Saudi dan rezim dirinya kelak jika menyetujui kesepakatan dengan AS-Israel ini.

Menurut Toosi, MbS ingin tetap terlihat sebagai pemimpin negara Arab yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina tetapi juga tetap bisa berbisnis dengan Israel.

“Cara dia [MbS] mengatakannya adalah, ‘Orang Saudi sangat peduli tentang ini, dan seluruh Timur Tengah sangat peduli tentang ini, dan masa jabatan saya sebagai penjaga situs-situs suci Islam tidak akan aman jika saya tidak mengatasi masalah keadilan yang paling mendesak di wilayah kita,'” kata salah satu orang yang mengetahui percakapan MBS dengan para pemimpin regional dan Amerika.

Toosi menganggap MbS sedang melakukan strategi diplomatik ekonomi dalam urusan ini. Ia menilai MbS mengungkit masalah keamanan dirinya demi mendesak AS dan Israel untuk memenuhi tuntutan Saudi dalam kesepakatan ini.

“Ia [MbS] mengatakan bahwa hidupnya dalam bahaya untuk mendesak pejabat AS agar meningkatkan tekanan pada Israel agar tunduk pada kesepakatan yang disukainya,” ucap Toosi dalam kolomnya.

Mengutip percakapannya dengan seorang pejabat Saudi, Toosi menuturkan MbS yakin bahwa tanpa menyelesaikan masalah Palestina, Saudi tidak akan mendapat keuntungan apa-apa dari komitmen ekonomi, teknologi, hingga militer yang ditawarkan AS dalam perjanjian ini.

“Itu karena kami tidak akan mendapatkan stabilitas dan keamanan regional tanpa menyelesaikan masalah Palestina,” ucap pejabat Saudi tersebut dikutip Toosi dalam kolomnya.

Menurut Toosi, pernyataan pejabat Saudi itu masuk akal jika melihat MbS sebagai sosok yang dikenal nasionalis Saudi.

“Apakah dia [MbS] secara pribadi peduli dengan perjuangan Palestina tidak lah penting. Dia akan mendukungnya jika itu menguntungkan Arab Saudi. Suka atau tidak, kesepakatan ini [normalisasi Israel-Saudi] yang sedang dikerjakan bisa mengubah Timur Tengah secara besar-besaran, paling tidak dengan melihat Israel dan Arab Saudi bertindak sebagai front persatuan melawan Iran,” ucap Toosi.

Nasib Perang Arab: Israel-Houthi Saling Serang, Netanyahu di Ujung Tanduk

Nasib Perang Arab: Israel-Houthi Saling Serang, Netanyahu di Ujung Tanduk

Foto: Api berkobar setelah Pelabuhan di Yaman terbakar diserang Israel pada Sabtu (20/7/2024) waktu setempat. (AFP/-)

Jakarta, beritamega4d.com – Aksi saling serangan terjadi di antara Israel dan Houthi dari Yaman menyusul serangan kelompok tersebut ke Tel Aviv yang dibalas oleh bombardir Israel di Hodeidah.

Pasukan Israel mengumumkan bahwa mereka berhasil mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi yang menargetkan kota selatan Eilat.

Di sisi lain, juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengatakan bahwa militan Houthi meluncurkan beberapa rudal balistik ke arah Eilat dan juga menargetkan kapal Amerika di Laut Merah dengan rudal dan drone, menyebut kedua serangan tersebut “berhasil”.

Kelompok Houthi telah menjanjikan respons besar terhadap serangan Israel, di tengah kekhawatiran meningkatnya konflik regional.

IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal jarak jauh Arrow 3 mereka berhasil mencegat rudal yang diarahkan ke Eilat pada Minggu pagi di luar wilayah udara Israel, tetapi sirene berbunyi sebagai peringatan kepada penduduk setempat tentang kemungkinan jatuhnya pecahan rudal.

Serangan terhadap kota pelabuhan Eilat tersebut terjadi setelah serangan udara Israel yang menghantam fasilitas minyak dan pembangkit listrik di dekat Hodeidah, yang menurut Saree menewaskan tiga orang, melukai 87 lainnya, dan menyebabkan asap serta api menjulang di atas fasilitas pelabuhan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel memilih target di Hodeidah karena pelabuhan tersebut digunakan untuk “tujuan militer”.

“Mereka menggunakan senjata ini untuk menyerang Israel, menyerang negara-negara di kawasan, menyerang jalur pelayaran internasional, salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia,” ujarnya setelah serangan tersebut, dilansir The Guardian, Senin (22/7/2024).

Penargetan fasilitas pelabuhan Hodeidah memicu kekhawatiran akan pengiriman bantuan internasional ke Yaman, di mana jutaan orang menghadapi kelaparan dan diperkirakan 18,2 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Program pembangunan PBB sebelumnya menggambarkan pelabuhan Hodeidah “kritis untuk pengiriman makanan dan bantuan kemanusiaan”.

Repons Serangan di Tel Aviv

Asap hitam mengepul akibat serangan udara Israel di pinggiran Aita al-Shaab, desa perbatasan Lebanon dengan Israel di Lebanon selatan, Sabtu, 4 November 2023.

Pasukan Israel menyerang Hodeidah sebagai respons terhadap serangan drone langka di Tel Aviv pada Jumat dini hari, yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya. Sementara Houthi memuji serangan tersebut sebagai keberhasilan karena kapasitas drone mereka yang berkembang, otoritas Israel menyalahkan “kesalahan manusia” karena meninggalkan celah dalam pertahanan udara.

Houthi telah bersumpah untuk melanjutkan serangan mereka selama serangan Israel di Gaza terus berlanjut. Serangan Israel di wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 38.000 orang dalam hampir 10 bulan perang, yang terpanjang dalam sejarah negara tersebut.

Penargetan rute pelayaran global di Laut Merah oleh Houthi telah menyebabkan gangguan serius pada perdagangan, memaksa kapal-kapal untuk mengambil rute alternatif menjauh dari Eilat dan menghancurkan bisnis di pelabuhan tersebut.

Netanyahu berada di bawah tekanan yang makin meningkat di dalam negeri, termasuk dari publik Israel dan pimpinan militer, untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan beberapa dari perkiraan 116 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel dan penghentian pertempuran.

Perdana Menteri Israel tersebut dikabarkan bertemu dengan para negosiator sebelum ia dijadwalkan terbang ke Washington di mana ia diharapkan bertemu dengan Joe Biden dan berpidato di hadapan Kongres minggu ini. Netanyahu sekarang dijadwalkan berangkat ke AS pada Senin pagi dan bertemu dengan Biden pada hari Selasa.

slot gacor

Pengamat berharap perjalanan Netanyahu ke AS juga akan menyediakan jalur untuk meredakan ketegangan di Israel utara dan Lebanon selatan, di mana IDF sedang berperang dengan militan Hizbollah yang didukung Iran, dan mencegah perang regional.

Israel Gempur Suriah, 2 Pejuang Lebanon Tewas

Israel Gempur Suriah, 2 Pejuang Lebanon Tewas

Suriah – Militer Israel menggempur wilayah Suriah Tengah dengan pesawat tak berawak. Serangan tersebut menewaskan dua petempur Hizbullah Lebanon.

“Sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan dua rudal ke sebuah mobil dan truk Hizbullah di dekat kota Qusayr di provinsi Homs, ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju bandara militer Al-Dabaa, menewaskan sedikitnya dua pejuang Hizbullah dan melukai lainnya,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dilansir AFP, Minggu (26/5/2024).

Sebagai informasi, serangan ini merupakan serangan ketiga terhadap sasaran Hizbullah di Suriah dalam kurun waktu seminggu. Pada hari Senin lalu, serangan Israel di daerah Qusayr, yang dekat dengan perbatasan Lebanon, menewaskan delapan pejuang pro-Iran

“Setidaknya satu pejuang Hizbullah termasuk di antara mereka yang tewas,” kata sumber dari Hizbullah kepada AFP pada saat itu.

“Serangan lainnya, pada tanggal 18 Mei, menargetkan seorang komandan Hizbullah dan rekannya,” lanjut Observatorium. Pihaknya tidak melaporkan adanya korban jiwa.

Israel jarang mengomentari serangan individu di Suriah. Namun demikian, Israel berulang kali mengatakan pihaknya tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, memperluas kehadirannya di sana.

Israel telah melakukan ratusan serangan di Suriah sejak pecahnya perang saudara di negara tetangganya di utara, terutama menargetkan posisi militer dan pejuang yang didukung Iran termasuk dari Hizbullah.

Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian (Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency)

Olok-olok Menlu Iran Sebut Drone Israel Cuma Mainan

Beritamega4d.com
Minggu, 21 Apr 2024 07:48 WIB

Jakarta – Israel dilaporkan menyerang Iran dengan drone di wilayah Isfahan. Namun, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mencemooh drone Israel tersebut sebagai mainan anak-anak.

Laporan kantor berita Iran, Fars, sebelumnya menyebut tiga ledakan terdengar di dekat area Qahjavarestan, di dekat bandara Isfahan dan di dekat pangkalan udara militer ke-8 Shekari di Provinsi Isfahan pada Jumat (19/4). Sedangkan kantor berita resmi IRNA menyatakan “tidak ada kerusakan besar” di wilayah Iran.

Sementara fasilitas nuklir yang ada di wilayah Isfahan, menurut kantor berita Tasnim, dalam kondisi “sepenuhnya aman” menyusul laporan ledakan tersebut.

Drone Mainan Anak-anak

Seperti dilansir NBC News dan Al Jazeera, Sabtu (20/4/2024), Amir-Abdollahian sama seperti para pejabat Iran lainnya terkesan mengecilkan dan meremehkan rentetan ledakan yang terdengar di kota Isfahan pada Jumat (19/4) waktu setempat.

Sumber-sumber pejabat Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, menyebut ledakan itu sebagai serangan Tel Aviv untuk membalas rentetan serangan drone dan rudal Teheran pekan lalu. Namun pemerintah Iran menegaskan tidak ada serangan dari luar negeri di wilayahnya.

“Apa yang terjadi semalam itu bukan serangan,” ucap Amir-Abdollahian dalam wawancara dengan wartawan NBC News, Tom Llamas, di sela-sela menghadiri sidang Dewan Keamanan PBB di New York, AS.

“Itu lebih seperti mainan yang dimainkan oleh anak-anak kita — bukan drone,” cetusnya dengan nada mencemooh.

“Belum terbukti bagi kami bahwa ada hubungan antara hal ini dan Israel,” ucap Amir-Abdollahian, sembari menyatakan bahwa Teheran sedang menyelidiki insiden tersebut dan menyebut laporan-laporan media asing tidak akurat.

Drone Ditembak Jatuh

Juru bicara Pusat Siber Nasional Iran, Hossein Dalirian, dalam pernyataan via media sosial X menyebut tiga drone “berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara negara ini, tidak ada laporan mengenai serangan rudal untuk saat ini”. Tidak disebutkan lebih lanjut soal siapa yang meluncurkan drone-drone itu.

Seorang pejabat Iran, yang tidak disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa sejauh ini tidak ada rencana untuk merespons insiden tersebut. Dikatakan juga oleh pejabat Iran tersebut bahwa belum ada kejelasan soal siapa yang ada di balik insiden ini.

Iran Tak Berencana Merespons

Amir-Abdollahian dalam pernyataannya juga menyatakan bahwa Iran tidak berencana merespons, kecuali Israel melancarkan serangan signifikan terhadap kepentingan negaranya.

“Selama tidak ada petualangan baru Israel terhadap kepentingan kami, maka kami tidak akan memberikan reaksi baru apa pun,” ucapnya.

“Jika Israel mengambil tindakan tegas terhadap negara saya dan hal ini terbukti oleh kami, maka respons kami akan segera dan maksimum, dan akan membuat mereka menyesalinya,” tegas Amir-Abdollahian dalam wawancara dengan NBC News tersebut.

Israel menolak untuk berkomentar soal laporan serangan di Iran tersebut, dengan kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu enggan mengonfirmasi apakah Tel Aviv memang berada di balik rentetan ledakan di Isfahan.

Pidato Presiden Iran Tak Bahas Serangan

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan pidato terbaru di hadapan rakyatnya dengan memuji serangan udara Teheran terhadap Israel sepekan lalu. Namun Raisi sama sekali tidak menyinggung soal rentetan ledakan di kota Isfahan pada Jumat (19/4), yang dilaporkan sejumlah sumber Barat sebagai serangan Israel.

Dia membahas serangan udara Iran terhadap Israel pada 13-14 April lalu, yang diberi nama “Operation True Promise”, yang disebutnya “menunjukkan tekad baja dan persatuan kepada otoritas kita, rakyat kita”.

Namun dalam pidatonya, Raisi sama sekali tidak menyinggung soal ledakan di kota Isfahan, yang menjadi lokasi fasilitas nuklir Iran.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi baik dari pemerintah Iran maupun pemerintah Israel.

Link Terkait :

Toto Slot Togel Online

Peringatan Raja Yordania ke Israel Jika Serang Gaza saat Ramadan

Peringatan Raja Yordania ke Israel Jika Serang Gaza saat Ramadan

beritamega4d.com
Senin, 28 Feb 2024 01:01 WIB

Gaza City – Israel masih terus meluncurkan serangan di Jalur Gaza, Palestina. Raja Yordania Abdullah II pun memperingatkan Israel agar tak meluncurkan serangan saat bulan suci Ramadan.

Sebagaimana diketahui, Israel masih melakukan serangan di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Sementara itu, perundingan gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza kembali dilanjutkan di Doha, Qatar, seperti dilaporkan media lokal Mesir pada Minggu (25/2) waktu setempat.

Namun Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa kesepakatan apa pun tidak akan mencegah operasi militer di Rafah.

Netanyahu bahkan menyebut bahwa operasi militer di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, akan membawa Israel semakin dekat dengan “kemenangan total” atas Hamas. Rencana Israel menyerang Rafah menuai kecaman internasional mengingat Rafah menjadi tempat berlindung bagi 1,4 juta warga sipil Palestina.

Peringatan Israel ke Hamas

Pekan lalu, Israel memperingatkan jika Hamas tidak juga membebaskan sandera-sandera yang tersisa di Jalur Gaza hingga awal Ramadan, maka pasukannya akan terus berperang selama bulan suci bagi umat Muslim tersebut, termasuk di wilayah Rafah yang terletak dekat perbatasan Mesir.

“Dunia harus mengetahui, dan para pemimpin Hamas harus mengetahui — jika pada Ramadan, para sandera kami tidak dipulangkan, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk di area Rafah,” tegas Menteri Israel Benny Gantz, yang merupakan pensiunan kepala staf militer, dalam konferensi pers pada 18 Februari.

“Hamas memiliki pilihan. Mereka bisa menyerahkan diri, melepaskan para sandera dan warga sipil Gaza bisa merayakan Ramadan,” cetus Gantz yang kini merupakan anggota kabinet perang Israel.

Saat Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, lebih dari 250 orang diculik dan disandera di Jalur Gaza. Puluhan orang di antaranya telah dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata singkat pada November lalu, dan kini tersisa sekitar 130 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Namun menurut Israel, sekitar 31 sandera di antaranya diperkirakan telah tewas.

Peringatan Raja Yordania

Terbaru, Raja Yordania Abdullah II memberikan peringatan untuk Israel jika terus melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan, yang akan dimulai dua pekan lagi.

Raja Abdullah II memperingatkan bahwa perang regional yang lebih luas mungkin terjadi jika Tel Aviv terus menggempur Jalur Gaza.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (28/2/2024), peringatan itu disampaikan Raja Abdullah II saat bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berkunjung ke Amman, ibu kota Yordania.

Kantor berita resmi Yordania, Petra, melaporkan bahwa Raja Abdullah dalam pertemuan dengan Abbas memperingatkan bahwa “berlanjutnya perang di Gaza selama bulan suci Ramadan, akan meningkatkan ancaman semakin meluasnya konflik”.

Peringatan Raja Abdullah II ini disampaikan di tengah laporan yang saling bertentangan bahwa upaya-upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza telah mencapai kemajuan.

“Yang Mulia menegaskan … perlunya mengerahkan segala upaya untuk mencapai gencatan senjata segera,” sebut Istana Kerajaan Yordania dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir The National News.