Israel Tentukan Langkah Mundur dari Rafah, Persiapan Jelang Gencatan Senjata

Israel Tentukan Langkah Mundur dari Rafah, Persiapan Jelang Gencatan Senjata

Jakarta, beritamega4d.com Indonesia — Pasukan militer Israel mulai menarik diri dari Kota Rafah di Jalur Gaza, Palestina, menjelang dimulainya gencatan senjata pada hari ini, Minggu (19/1).
Koresponden Al Jazeera melaporkan militer Zionis telah menarik kendaraan dari pusat kota di wilayah selatan Gaza tersebut.

Kendaraan-kendaraan militer itu dilaporkan bergerak menuju Koridor Philadelphi, perbatasan antara Gaza dan Mesir.

Kantor berita Palestina Wafa sebelumnya melaporkan pasukan militer melancarkan serangan di seluruh Gaza beberapa jam sebelum gencatan senjata berlaku.

Militer meledakkan bangunan tempat tinggal di kamp pengungsian Nuseirat https://coffee-2-go.ro/ di Gaza tengah. Selain itu, pasukan Israel juga menyerang wilayah utara Kota Gaza dan menembaki Kota Rafah. Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun terluka.

Menurut catatan Pertahanan Sipil Palestina, sebanyak 122 orang tewas terbunuh oleh Israel sejak gencatan senjata disepakati pada Rabu (15/1).

Hamas dan Israel akhirnya gencatan senjata usai tim negosiasi mencapai kesepakatan pada Rabu. Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah menyetujuinya dalam pemungutan suara kabinet pada Jumat (17/1).

Gencatan senjata Hamas-Israel ini akan dimulai pada pukul 08.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB) dengan terbagi dalam tiga fase. Fase pertama berlangsung selama 42 hari, meliputi pertukaran sandera Hamas dan Palestina, penghentian serangan, hingga pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Fase kedua diharapkan bisa mengakhiri perang dan mendorong gencatan senjata permanen. Tahap ini akan mulai dirundingkan di hari ke-16 gencatan senjata.

Pada fase kedua, para sandera yang masih hidup akan dibebaskan dan sebagai imbalan, ratusan tahanan Palestina di Israel akan dilepas. Fase ini juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Fase ketiga https://oteimsa.es/ sementara itu akan memulangkan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta mengimplementasikan rencana rekonstruksi Gaza.

Sebanyak 33 sandera di Gaza diperkirakan akan dibebaskan oleh Hamas pada fase pertama gencatan senjata. Para sandera termasuk warga asing.

Pemerintah Israel mengatakan mereka telah menyetujui pembebasan 737 tahanan Palestina serta 1.167 warga Gaza yang ditangkap selama serangan di wilayah tersebut.

Meski begitu, Kantor Media Tahanan yang berpusat di Gaza mengungkap data yang berbeda. Menurut organisasi tersebut, Israel akan membebaskan 1.737 tahanan, termasuk 120 wanita dan anak-anak.

Selain itu hampir 300 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup juga akan dibebaskan.

Sejauh ini masih belum jelas mengapa kedua pihak mengeluarkan angka yang berbeda.

Pada Sabtu (18/1), Netanyahu memperingatkan bahwa negaranya bisa tak melanjutkan perjanjian gencatan senjata dan tahanan yang seharusnya dimulai pada Minggu bila tak segera menerima daftar nama sandera yang bakal dibebaskan Hamas.

“Kami tidak akan dapat melanjutkan kerangka perjanjian sampai kami menerima daftar sandera yang akan dibebaskan, sebagaimana telah disepakati,” kata Netanyahu dalam pernyataannya pada Sabtu (18/1) diberitakan https://acfl.co.in/.

“Israel tidak akan menoleransi pelanggaran perjanjian tersebut. Hamas bertanggung jawab sepenuhnya,” ujar dia.

Juru bicara Netanyahu menjelaskan Israel seharusnya menerima daftar nama 33 sandera Hamas yang akan dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata pada Sabtu pukul 16.00 waktu setempat. Namun, hingga waktu Netanyahu membuat pernyataan, Hamas belum menyerahkan daftar nama tersebut.

Kelompok Houthi Yaman Serang Israel Lagi

Kelompok Houthi Yaman Serang Israel Lagi

Anggota pasukan keamanan yang berafiliasi dengan Houthi berpose untuk sebuah foto ketika mereka menyaksikan ribuan jamaah Muslim Yaman mengambil bagian dalam sholat Jumat Siang sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, di ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, pada tanggal 27 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza.

SANA’A, KOMPAS.com – Kelompok Houthi Yaman pada Senin (6/11/2023) mengeklaim telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak atau drone baru terhadap Israel. “Angkatan bersenjata Yaman meluncurkan sejumlah pesawat tak berawak dalam beberapa jam terakhir ke berbagai target sensitif musuh Israel di wilayah pendudukan,” ucap Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, di media sosial X. Dia menyebut, serangan terbaru Houthi itu telah menghentikan sementara aktivitas di pangkalan-pangkalan militer dan bandara-bandara Israel.

Baca juga: PM Israel Hukum Menteri yang Ancam Jatuhkan Bom Nuklir di Gaza

“Sebagai hasil dari operasi tersebut, aktivitas di pangkalan dan bandara yang ditargetkan berhenti selama beberapa jam,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Pekan lalu, kelompok yang didukung Iran tersebut juga sempat mengeklaim serangan drone dan mengatakan mereka telah melakukan tiga serangan sebelumnya dengan pesawat tak berawak dan rudal balistik.

Houthi mengemukakan bahwa mereka bertindak sebagai bagian dari “poros perlawanan” terhadap Israel, yang mencakup kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Suriah, dan Irak.

“Pasukan Houthi terus melakukan operasi militer yang lebih kualitatif untuk mendukung rakyat Palestina… sampai agresi brutal Israel terhadap saudara-saudara kita di Gaza berhenti,” jelas Saree memposting pada Senin.

Perang yang sedang berlangsung meletus ketika militan Hamas menyeberang dari Gaza ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.400 orang menurut para pejabat Israel.

Sementara, Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut, lebih dari 10.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, telah terbunuh dalam serangan balasan Israel.

Baca juga: PM Israel Sebut Negaranya Akan Ambil Alih Tanggung Jawab Keamanan Gaza Setelah Perang

Sejak konflik dimulai, telah terjadi serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah serta hampir setiap hari terjadi baku tembak di perbatasan Israel-Lebanon antara Hezbollah dan tentara Israel. Sementara itu, pihak berwenang Israel belum memberikan komentar tentang klaim serangan Houthi terbaru.