Pejuang Suriah Penentang Assad dan Isu Palestina: Kepedulian atau Kepentingan?

Pejuang Suriah Penentang Assad dan Isu Palestina: Kepedulian atau Kepentingan?

Jakarta, beritamega4d.com Indonesia — Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) belakangan menyedot perhatian setelah memimpin pemberontakan di Suriah hingga akhirnya menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dalam waktu kurang dari dua pekan, HTS merebut sejumlah wilayah yang dikuasai rezim al-Assad. Ibu kota Damaskus menjadi lokasi terakhir pemberontakan HTS yang menyebabkan al-Assad kabur dari sana dan mencari suaka ke Rusia.

Jatuhnya rezim al-Assad oleh HTS ini disambut suka cita oleh warga Suriah di seluruh dunia. Namun, kegembiraan itu tak dirasakan oleh warga Palestina.

Wakil presiden eksekutif di Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa masyarakat Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat, tak mendukung Hayat Tahrir al-Sham.

Sebab, HTS memiliki pandangan bahwa isu Palestina bukan isu terpenting yang menggerakkan Timur Tengah.

“Gagasan bahwa pemerintah Suriah yang baru ini tiba-tiba berpura-pura seolah-olah isu Palestina bukanlah salah satu isu terpenting yang menggerakkan seluruh Timur Tengah, menurut saya sangat mengejutkan. Saya sama sekali tidak percaya bahwa hal itu mungkin terjadi,” kata Parsi.

Berbeda dengan Palestina, Parsi melihat bahwa kejatuhan rezim al-Assad ini diam-diam justru disambut gembira oleh Israel.

Pasalnya, situasi tak stabil di Suriah imbas kepergian al-Assad akan memudahkan Israel menyerang akses-akses Iran di negara itu. Iran telah menjadi pendukung rezim al-Assad selama ini.

Di bawah pemerintahannya, al-Assad mengizinkan Iran memasok persenjataan ke milisi Hizbullah Lebanon lewat Suriah. Al-Assad juga mengizinkan militer Iran berada di Suriah untuk membantu menangani perang saudara.

“Di satu sisi, sangat positif bagi mereka (Israel) untuk memberikan pukulan yang signifikan terhadap Iran, terhadap akses Iran ke Lebanon, dan terhadap poros secara keseluruhan … Namun di sisi lain, apa yang akan terjadi selanjutnya?” ucapnya.

Di masa lalu, kata Parsi, pemerintah Israel lebih memilih al-Assad daripada oposisi karena pemerintahannya tak menjadi ancaman bagi Negeri Zionis.

Kendati begitu, dalam beberapa bulan terakhir, perspektif Israel “tampaknya telah bergeser”.

Parsi tak menjelaskan lebih detail soal pergeseran perspektif Israel ini. Ia hanya menambahkan bahwa situasi ini pun tak sepenuhnya disukai oleh Israel.

“Yang jelas adalah mereka memanfaatkan (kejatuhan al-Assad) karena mereka sedang membangun zona penyangga. Tidak ada keberatan dari komunitas internasional, begitu pula dari Amerika Serikat. Namun, hal itu sepertinya tidak akan berhasil karena pemerintah Suriah yang baru kemungkinan akan mempermasalahkannya,” ujar Parsi.

Iran Siap Lakukan Serangan Balik: Israel Akan Rasakan Balasan Setimpal

Iran Siap Lakukan Serangan Balik: Israel Akan Rasakan Balasan Setimpal

Jakarta, beritamega4d.com — Iran disebut siap membalas serangan Israel pada Sabtu (26/10) dini hari waktu setempat. Kesiapan tersebut disampaikan sumber informasi yang mengetahui rencana ini melalui pemberitaan kantor berita Iran.

Kantor Berita semi-resmi Tasnim yang berafiliasi dengan Garda Revolusi, seperti dikutip dari Al Jazeera, memberitakan bahwa sumber tersebut mengatakan “tidak diragukan lagi” Israel akan “menerima balasan yang sepadan terhadap tindakan apa pun.”

Hal tersebut disampaikan tak lama setelah Israel serang Iran pada Sabtu (26/10) dini hari waktu setempat dengan jet tempur. Tujuh ledakan terdengar di Theran dan Karaj hingga membuat banyak warga terbangun karena hal tersebut.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant “mengikuti dengan saksama” serangan di Iran “dari pusat komando dan kendali IDF.”

Mereka memantau bersama wakil kepala staf umum Israel, direktur jenderal Kementerian Pertahanan, dan sejumlah pejabat senior lainnya, kata pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Israel.

Militer Israel mengatakan komandan Angkatan Udara Israel Mayjen Tomer Bar juga hadir memantau serangan terhadap Iran.

Sumber militer Israel, seperti diberitakan CNN, mengungkapkan sasaran pembalasan Israel terhadap Iran tidak termasuk infrastruktur energi.

Ia mengatakan serangan terhadap Iran pada 26 Oktober 100 persen dilakukan oleh Israel, tetapi masih ada “kerja sama yang mendalam” dengan Amerika Serikat, termasuk dalam pertahanan udara.

Sementara itu, sumber dari AS mengatakan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah menerima laporan dari Israel sebelum serangan ke kamp militer Iran terjadi.

AS mengklaim sudah diinformasikan mengenai serangan ke Iran, namun menolak dianggap terlibat, kata seorang pejabat pertahanan AS kepada AFP.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett mengatakan serangan yang ditargetkan terhadap target militer Iran merupakan bentuk perlawanan Israel atas tindakan Iran ke Israel pada 1 Oktober.

Pada awal Oktober 2024, pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, meyakinkan Amerika Serikat bahwa serangan balasan terhadap Iran akan dibatasi pada sasaran militer.

Mereka menekankan serangan yang mereka rencanakan bukan untuk fasilitas minyak atau nuklir. Hal tersebut juga disampaikan seseorang yang mengetahui diskusi itu.

Tags :

situs toto

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

bandar togel mega4d

mega4d bandar togel macau

prediksi hk mega4d

situs slot online mega4d

slot bet kecil mega4d

mega4d situs toto macau resmi

10 situs togel terpercaya mega4d

situs togel mega4d

daftar mega4d

mega4d bandar togel

situs toto

situs toto macau

toto macau resmi

togel hk lotto

 

Putin: Rusia Tak Berminat Perburuk Situasi di Timur Tengah

Putin: Rusia Tak Berminat Perburuk Situasi di Timur Tengah

Jakarta, beritamega4d.com — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya “tidak tertarik” dalam konflik di Timur Tengah yang terus meningkat.
Hal tersebut disampaikan Putin ketika ditanya apakah Moskow akan memberikan dukungan kepada Iran jika Israel melancarkan serangan.

“Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi di kawasan tersebut. Rusia tidak tertarik dengan konflik yang semakin memburuk. Kami tidak akan mendapatkan apa pun dari ini secara strategis, kami hanya akan melihat masalah tambahan,” kata Putin, berbicara pada konferensi pers di KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis (24/10), dikutip dari beritamega4d.com.

Menurut Putin, Moskow berfokus pada kompromi dan diplomasi dalam konflik Israel dengan Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah.

“Kami melihat peran kami sebagai pencipta kondisi untuk menyelesaikan situasi melalui pencarian kompromi bersama,” ujarnya.

Putin telah lama memposisikan Rusia sebagai mediator netral yang mungkin di Timur Tengah, yang mampu bekerja sama dengan Israel dan negara-negara tetangga regional. Ia mencatat bahwa Israel “mengalami serangan teroris pada bulan Oktober tahun lalu, jadi kami harus menyikapinya dengan tenang.”

“Kami harus menganalisis semuanya secara akurat, tetapi kami tidak boleh memaafkan tanggapan yang tidak proporsional terhadap serangan teroris seperti itu,” tambah Putin.

Vladimir Putin telah bertemu dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di KTT BRICS.

“Kami sangat mendukung diakhirinya pertumpahan darah [di Gaza] dengan cepat,” kata Putin kepada Abbas dalam komentar yang disiarkan di televisi.

Kremlin telah menjaga hubungan dengan Israel dan Palestina, tetapi para ahli mengatakan pengaruhnya yang sebenarnya atas konflik tersebut terbatas.

Tidak seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, Rusia tidak memasukkan Hamas ke dalam daftar hitam sebagai organisasi “teroris”.