Israel Buka Suara Usai Serang Pos UNIFIL, 4 Personel Terluka

Israel Buka Suara Usai Serang Pos UNIFIL, 4 Personel Terluka

Jakarta, beritamega4d.com — Pihak berwenang Israel sedang menyelidiki kegagalan sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome usai digempur milisi Lebanon, Hizbullah dalam sepekan terakhir.
Media berbahasa Ibrani melaporkan otoritas Israel sedang menyelidiki rudal-rudal Hizbullah yang tak bisa dicegat Iron Dome, terutama di Kiryat Shmona.

“Serangan di Kiryat Shmona: Iron Dome tak bisa mencegah. Alasan sejauh ini belum jelas,” demikian cuitan media Israel, Israel Hayom.

Pada Rabu (9/10), serangan mereka menyebabkan dua orang tewas di Kota Kiryat Shmona. Kedua orang ini merupakan warga sipil pertama yang tewas saat konflik Israel-Hizbullah memanas.

Media independen The Cradle menyebut Iron Dome Israel tak aktif saat Hizbullah menyerang di hari itu.

Media English Al Arabiya menyebut insiden itu kemungkinan akan membuat takut militer Israel yang selama ini membanggakan sistem pertahanan mereka.

Iron Dome terkenal sebagai sistem pertahanan paling canggih dan memiliki kemampuan mencegah rudal dan roket hingga 90 persen.

Dalam beberapa hari terakhir, roket dan rudal Hizbullah terus menargetkan Israel terutama di wilayah utara.

Di hari yang sama, Hizbullah meluncurkan puluhan roket ke Haifa dan menyebabkan lima orang terluka. Kemudian pada Jumat lalu, serangan Hizbullah menyebabkan jalan rusak dan warga sipil terluka.

Dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah dan Israel saling gempur secara intensif.

Hizbullah meluncurkan serangan karena Israel menggempur Lebanon secara membabi buta. Mereka juga berusaha menahan pasukan Zionis agar tak menyusup ke Lebanon

Israel pekan lalu meluncurkan invasi yang disebut serangan darat terbatas. Mereka mengklaim hanya menyerang situs Hizbullah. Namun, pasukan Israel menyerang fasilitas sipil seperti kamp pengungsian.

Kronologi Serangan Israel yang Mengenai Dua Prajurit TNI di Markas PBB UNIFIL, Lebanon

Kronologi Serangan Israel yang Mengenai Dua Prajurit TNI di Markas PBB UNIFIL, Lebanon

Jakarta, beritamega4d.com — Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengonfirmasi dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) terluka imbas serangan Israel ke Lebanon selatan pada Kamis (10/10) malam waktu setempat.

Serangan yang telah diakui Israel itu menyasar markas pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon atau UNIFIL di Naqoura.

Melalui pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis malam, Retno menuturkan kedua prajurit TNI yang terluka tergabung dalam UNIFIL. Serangan Israel itu berlangsung kala dua prajurit TNI itu bertugas di markas kontingen Indonesia di Naqoura.

“Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura,” ucap Retno.

Retno memaparkan Naqoura terletak di Lebanon selatan dalam area yang disebut blue line. Pasukan perdamaian PBB berada di kawasan tersebut berdasarkan mandat Dewan Keamanan PBB untuk mendukung stabilitas keamanan di Lebanon.

Retno mengatakan kedua personel tersebut terluka imbas tembakan peluru berasal dari tank Merkava IDF (militer Israel).

“Kedua personel (TNI) tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik,” papar Retno.

Sementara itu, dikutip AFP, UNIFIL mengatakan Israel juga menghantam “pintu masuk bunker tempat para pasukan berlindung.”

UNIFIL menuturkan serangan Israel turut merusak kendaraan dan system komunikasi mereka.

Misi tersebut menambahkan bahwa sebuah drone militer Israel “terlihat terbang di dalam posisi UN hingga ke pintu masuk bunker.”

“Tentara IDF dengan sengaja menembak dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter di sekitar salah satu pos UNIFIL,” bunyi pernyataan UNIFIL menambahkan.

Melansir kantor berita Italia, ANSA, serangan Israel pada Kamis malam itu menargetkan tiga pangkalan UNIFIL di Lebanon selatan.

Dua pangkalan UNIFIL itu berada di bawah pengawasan Italia, sedangkan satu pangkalan lainnya merupakan markas besar misi tersebut.

Sumber intelijen militer Lebanon mengatakan kepada ANSA tentara Israel melepaskan tembakan ke salah satu pangkalan UNIFIL Italia di sepanjang garis demarkasi dengan Lebanon.

Menurut sumber tersebut, lokasi yang ditembaki oleh IDF adalah pangkalan UNP 1-31 di bukit Laboune, sebuah area yang berada di bawah tanggung jawab kontingen Italia.

Drone Israel juga terus berterbangan di atas markas dan pos militer UNIFIL.

Sejumlah negara terutama yang turut mengirimkan pasukan ke UNIFIL mengutuk keras serangan Israel ini.

Italia sampai memanggil duta besar Israel di Roma dan mengutuk serangan ini yang menurut Roma bisa dianggap sebagai sebuah kejahatan terpang.

Spanyol dan Kanada juga mengecam serangan Israel ke markas UNIFIL ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Indonesia bahkan mendesak penyelidikan terhadap Israel atas serangan yang menargetkan misi perdamaian PBB ini.

Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat hanya menyatakan “kekhawatiran mendalam” soal serangan tersebut.

“Kami memahami bahwa Israel sedang melakukan operasi yang ditargetkan di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah… sangat penting bagi mereka untuk tidak mengancam keselamatan dan keamanan penjaga perdamaian PBB,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.