Modus Penipuan Online Makin Berkembang, Kenali Geraknya Biar Tak Jadi Korban

Modus Penipuan Online Makin Berkembang, Kenali Geraknya Biar Tak Jadi Korban

Modus penipuan online perlu dikenali beragam modusnya agar kita bisa mendeteksi untuk menghindarinya, simak daftarnya dalam artikel berikut ini.

Beritamega4d.com, Jakarta- Kejahatan siber berupa penipuan semakin beragam di tengah perkembangan era digital, aksi kriminal ini memanfaatkan beragam cara baik dalam berbelanja online hingga urusan perbankan untuk mengelabui korbannya.

Modus penipuan online perlu dikenali agar kita bisa mendeteksi untuk menghindarinya, dikutip dari situs resmi Bank BSI, berikut kumpulan modus penipuan online.

1. Phising

Modus pertama, phishing, biasanya pelaku akan mengaku dari lembaga resmi melalui sambungan telepon, email atau pesan teks.

Mereka memanipulasi korban supaya mau memberikan data pribadi, yang akan digunakan untuk mengakses akun penting milik korban. Phishing bisa mengakibatkan berbagai kerugian, antara lain pencurian identitas pribadi.

2. Phraming ponsel

Modus kedua yang ditemukan Kominfo adalah phraming ponsel, yaitu mengarahkan korban ke situs web palsu. Jika korban mengklik entri domain name system (DNS), akan tersimpan dalam bentuk cache.

Pelaku sudah memasang malware di situs palsu tersebut, dengan begitu pelaku akan mengakses perangkat korban secara ilegal.

Modus Berikutnya

3. Sniffing

Modus ketiga bernama sniffing pelaku meretas untuk mengumpulkan informasi yang ada di perangkat korban dan mengakses aplikasi yang menyimpan data penting. Sniffing bisa terjadi ketika menggunakan Wi-Fi publik, apalagi jika digunakan untuk bertransaksi.

Modus keempat dikenal dengan nama money mule, pelaku meminta korban menerima sejumlah uang di rekeningnya, lalu, dikirim ke orang lai. Di luar negeri, pelaku akan melakukan kliring cek, yang jika diperiksa adalah palsu.

Praktik yang digunakan di Indonesia, pelaku akan meminta korban untuk membayarkan pajak sebelum hadiah dikirim.

4. Social Engineering

Modus terakhir, social engineering atau rekayasa sosial. Pelaku memanipulasi psikologis korban untuk mendapatkan informasi yang penting, misalnya meminta one-time password atau OTP.

Orang yang sering menggunakan ruang digital juga perlu memahami dan menerapkan budaya privasi data, seperti membuat kata sandi yang sulit ditebak, rutin mengganti kata sandi dan memperbarui perangkat lunak.

Duduk Perkara 2 Polisi Dihajar Warga saat Amankan Pelaku Penipuan Online

Duduk Perkara 2 Polisi Dihajar Warga saat Amankan Pelaku Penipuan Online

Polisi di OKI dimassa warga saat tangkap pelaku penipuan online.(tangkapan layar/istimewa)

Ogan Komering Ilir – Dua polisi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan dikeroyok warga saat menangkap pelaku penipuan online bernama Faisal (24). Mereka yakni Bripka Endro dan Aipda Taufik.

Peristiwa itu terjadi ketika petugas Polsek Tulung Selatan melakukan penangkapan di Desa Lebung Gajah, Kecamatan Tulung Selatan, OKI, Jumat (2/2/2024) sekitar pukul 15.30 WIB. Akibat penganiayaan tersebut, dua anggota Polsek Tulung Selapan ini mengalami luka robek di kepala, lengan, hingga dahi.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Sunarto membenarkan adanya dua polisi dikeroyok warga saat melakukan penangkapan pelaku penipuan.

“Iya benar, korban anggota Polri (dikeroyok) ada dua orang atas nama tersebut (Bripka Hendro dam Aipda Taufik),” kata Kabid Humas Polda Sumatera Selatan, Kombes Sunarto dikonfirmasi detikSumbagsel, Sabtu (3/2/2024).

Kronologi Pengeroyokan 2 Polisi

Sunarto mengatakan, sebelum penangkapan berlangsung, Bripka Endro dan Aipda Taufik ditemani 10 rekannya tengah melakukan patroli. Mereka baru mendapat informasi dari pihak yang mengaku menjadi korban penipuan di wilayah tersebut.

“Saat itu personel Polsek Tulung Selapan berjumlah 12 orang melaksanakan patroli ke Desa Lebung Gajah, dalam rangka menindaklanjuti laporan informasi dari PS Kanit Intelkam, dan perintah Kapolsek Tulung Selapan tentang telah adanya korban yang telah tertipu oleh pelaku penipuan online dengan modus menawarkan iklan dan mengambil pulsa dari korban,” jelasnya.

Dari hasil pemeriksaan awal polisi, petugas menemukan satu lokasi di hutan berada di belakang permukiman warga yang diduga kuat dijadikan markas para pelaku melakukan aksi penipuan online.

“Personel patroli masuk ke arah lokasi tersebut dan mendapati beberapa pondok, di dalamnya para pelaku diduga sedang melakukan aktivitas penipuan online,” ungkapnya.

Setelah polisi mengamankan pelaku dan hendak membawanya ke polsek, mobil petugas tiba-tiba dihadang warga sekitar. Bripka Endro dan Aipda Taufik menjadi sasaran amukan warga di sana hingga terluka.

“Dan ketika personel Polsek Tulung Selapan di perjalanan kembali ke Mako membawa pelaku ternyata dihadang oleh warga masyarakat Desa Lebung Gajah. Dua personel tersebut pun sempat mendapatkan kekerasan atau dianiaya oleh warga masyarakat hingga keduanya mengalami luka di kepala, lengan dan dahinya. Saat ini sudah berada dalam perawatan intensif dokter RS,” jelasnya.

Amankan Sabu dan 14 Bong

Kata Narto, meski sempat terjadi pengeroyokan terhadap anggota polisi, petugas berhasil memboyong Faisal ke Polsek Tulung Selapan. Dari hasil pemeriksaan Faisal diketahui merupakan pelaku penipuan online dan penyalahgunaan narkoba.

“Iya, (Faisal) pelaku penipuan online dan penyalahgunaan narkoba,” katanya.

Dalam aksinya, Faisal disebut telah melakukan penipuan online terhadap seorang warga. Modusnya dengan menawarkan iklan. Dari situ, dia mengambil pulsa dari korban.

“Iya, modusnya memang seperti itu,” katanya.

Dari lokasi penangkapan itu, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti di TKP. Yakni paket sabu yang terbungkus plastik klip bening kecil berikut belasan alat hisapnya.

“Anggota di sana juga mengamankan barang bukti 14 buah bong alat hisap sabu dan klip bening kecil yang diduga berisi sabu,” jelasnya.