Viral! Penonton Coldplay Nyeker Usai Konser karena… Banjir

Viral! Penonton Coldplay Nyeker Usai Konser karena… Banjir

Penonton konser Coldplay nyeker karena banjir (Medos)

Singapura – Coldplay menggelar konser selama 6 hari di Singapura. Usai konser hari kedua, penonton dibuat nyeker karena banjir. Konser Coldplay berlangsung mulai tanggal 23-28 Januari 2024. Dilansir dari Must Share News pada Minggu (28/1), hari kedua cuaca tidak bersahabat.

Menurut situs Web Meteorological Service Singapore, hujan di area sekitar tempat konser dimulai pada sore hari. Dari rekaman video di medsos, penonton sudah siap sedia jas hujan.

Semakin malam, hujan semakin deras. Konser yang dimulai pada pukul 20.30 waktu setempat pun membuat penonton kebasahan.

Saking derasnya, seorang penonton memberi keterangan bahwa konser itu difasilitasi dengan air terjun.

“Check out fitur air terjun terbaru di malam kedua konser Coldplay di Singapura,” tulisnya.

Begitu konser selesai, penonton masih harus berjibaku dengan banjir di depan National Stadion yang jadi tempat konser Colplay.

Video-video sehabis konser ini pun viral. Salah satunya adalah kiriman penonton yang di-repost oleh akun IG @robinhoot.sg.

Video yang diunggah memperlihatkan antrean panjang penonton yang berjalan melewati banjir semata kaki. Si perekam video bahkan nyeker bersama penonton lain.

“Feeling yellow after the Coldplay concert,” begitu caption video itu. Lagu Yellow pun sengaja di pilih untuk membuat suasana makin pas.

Video viral itu mulai dikomentari oleh netizen. Mereka sepakat bahwa setelah nonton Coldplay mereka merasa cold feet (kaki yang kedinginan).

“Coldplay=cold feet,” tulis seorang netizen.

“Coldplay comes with cold feet (Colplay mendatangkan kaki yang kedinginan),” tambah yang lain.

“ColdplayXTeamlab collaboration,” sindir yang lain.

Singapura Mendadak Catat Lonjakan COVID 2 Kali Lipat, Lampaui 20 Ribu Kasus

Singapura Mendadak Catat Lonjakan COVID 2 Kali Lipat, Lampaui 20 Ribu Kasus

Jakarta - Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lonjakan drastis kasus COVID-19. Naik dua kali lipat dibandingkan pekan lalu, takni 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023.
Ilustrasi Corona di Singapura. (Foto: Getty Images)

Jakarta – Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lonjakan drastis kasus COVID-19. Naik dua kali lipat dibandingkan pekan lalu, takni 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023.

Pada pekan sebelumnya, total kasus ‘hanya’ tercatat sebanyak 10.726 orang. Kemenkes Singapura mendesak warganya untuk terus melanjutkan vaksinasi. Kabar baiknya, tren kasus baru tidak dibarengi dengan lonjakan rawat inap COVID-19.

“Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil,” jelas otoritas kesehatan setempat, dikutip dari Channel News Asia Minggu (2/12/2023).

Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan infeksi mungkin disebabkan sejumlah faktor, seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan atau imunitas penduduk.

EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, ditemukan pada lebih dari 70 persen kasus yang sudah disequencing.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata Depkes tersebut.

Baca juga : Gencatan Senjata Diperpanjang, Hamas: Kami Ingin Mengakhiri Perang

Peningkatan penyakit pernapasan di negara-negara belahan bumi utara pada bulan-bulan musim dingin juga dilaporkan meningkat, Kemenkes Singapura mengatakan kejadian tersebut secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir.

“Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak,” tambahnya.

China, yang mengalami lonjakan pneumonia sejak pertengahan Oktober, mengatakan tren tersebut dipengaruhi efek pencabutan pembatasan COVID-19. Tidak ada patogen atau virus baru. Kebanyakan anak terkena influenza dan infeksi bakteri umum termasuk pneumonia mikoplasma.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang China berulang kali memastikan nihil patogen yang tidak biasa, ini sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terkait munculnya kembali virus yang memicu pandemi.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat hingga saat ini, WHO menyatakan tren peningkatan penyakit pernapasan bukan hal yang tidak terduga, lantaran masuk musim dingin.

Infeksi COVID-19 berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura.

Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19, dan merekomendasikan dosis tambahan bagi mereka yang menerima dosis vaksin terakhir sekitar satu tahun sebelumnya. Kelompok lansia atau yang berusia 60 tahun ke atas, rentan secara medis, serta penghuni fasilitas perawatan lansia juga diminta kembali melakukan vaksinasi.

“Di luar kelompok ini, semua individu berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis,” tambah kementerian.

“Kemenkes terus memantau situasi global dan lokal dengan cermat. Dengan dimulainya musim puncak perjalanan ke luar negeri, Kementerian Kesehatan ingin mengingatkan semua wisatawan untuk waspada dan menerapkan tindakan pencegahan perjalanan yang relevan.”