Massa Sempat Minta Ganti Rugi Rp 3 Miliar Buntut 3 Anggota OPM Ditembak Mati

Massa Sempat Minta Ganti Rugi Rp 3 Miliar Buntut 3 Anggota OPM Ditembak Mati

Foto: Mobil TNI/Polri dibakar massa di Puncak Jaya. (Dok. Istimewa)

Beritamega4d.com – Aksi TNI menembak mati tiga anggota Operasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, diprotes massa yang menilai ketiganya merupakan warga sipil. Massa yang protes kemudian meminta ganti rugi total Rp 3 miliar untuk ketiga orang yang ditembak.

Permintaan ganti rugi tersebut turut dibenarkan oleh Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara. Menurut dia, permintaan ganti rugi tersebut merupakan denda adat.

“Betul kemarin itu ada menuntut denda adat,” ujar AKBP Kuswara kepada detikcom, Kamis (18/7/2024).

Namun permintaan ganti rugi tersebut belum disepakati kedua belah pihak. Pasalnya, massa telanjur terprovokasi hingga melakukan aksi anarkis.

“Tapi karena belum selesai, masyarakat orang banyak sudah ada yang provokasi akhirnya kemarin tidak selesai itu, akhirnya ribut,” kata Kuswara.

Kuswara mengatakan massa yang tersulut emosi langsung membakar mobil TNI-Polri yang berjejer di depan RSUD Mulia, Puncak Jaya, Rabu (17/7). Meski massa bertindak anarkis, aparat keamanan lebih memilih mundur demi menghindari jatuhnya korban jiwa baik masyarakat maupun aparat.

“Kita daripada timbul korban masyarakat maupun aparat keamanan, kami aparat keamanan mundur sekalian mengamankan objek vital, terutama rumah sakit,” ujar Kuswara.

Kuswara mengatakan pihaknya memahami kondisi massa yang gampang tersulut emosi. Masyarakat menyerang aparat keamanan karena merasa tidak puas.

“Kalau di sini masyarakat begitu tersulut, sudah meledak begitu saja,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, TNI menembak mati 3 anggota OPM di Kampung Karubate, Distrik Muara, Puncak Jaya, Selasa (16/7). Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengungkap Satgas Yonif RK 753/AVT awalnya menerima informasi gerombolan OPM pimpinan Teranus Enumbi memasuki pemukiman warga di Kampung Karubate.

“Ini diawali dengan terdeteksi keberadaan salah satu OPM bersama beberapa anggotanya memasuki pemukiman warga Kampung Karubate dengan membawa senjata api. Oleh karenanya, dengan respon cepat aparat keamanan satgas melakukan penindakan terhadap gerombolan OPM tersebut,” ujar Letkol Chandra, Rabu (17/6).

Aparat TNI yang mengetahui keberadaan OPM kemudian hendak melakukan penangkapan. Namun pergerakan aparat, kata Candra, diketahui oleh salah satu anggota OPM yang berujung penembakan terhadap aparat.

“Saat akan ditangkap oleh Aparat TNI di kios atau warung, gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan berusaha menembak Aparat TNI, sehingga prajurit TNI melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut,” ujarnya.

Aksi baku tembak pun berlangsung, hingga menyebabkan tiga anggota OPM tertembak dan tewas di tempat. Sementara pimpinan mereka yakni Teranus Enumbi melarikan diri. Candra mengaku, TNI menemukan 1 pucuk pistol rakitan dan bendera bintang kejora di lokasi kejadian.

“Atas penindakan yang dilakukan aparat TNI ini, mengakibatkan 3 orang anggota OPM meninggal dunia (yakni) SW (33), YW (41), DW (36) dan diperoleh 1 pucuk Pistol rakitan serta bendera bintang kejora, sedangkan Teranus Enumbi berhasil lolos melarikan diri,” tutupnya.

Foto: Demo di Nabire berakhir ricuh hingga seorang wanita diperkosa. Dokumen Istimewa

Demo di Nabire Berakhir Ricuh, 1 Wanita Diperkosa Saat Lewat di Lokasi Aksi

beritamega4d.com
Sabtu, 06 Apr 2024 23:35 WIB

Nabire – Aksi unjuk rasa di Kabupaten Nabire, Papua Tengah berakhir ricuh dan tragis. Polisi menyebut satu rumah warga dibakar hingga seorang wanita diperkosa saat melintasi lokasi aksi.

Kapolres Nabire AKBP Wahyudi S. Bintoro mengungkapkan demo itu berlangsung di enam titik, salah satunya di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire pada Jumat (5/4). Massa melakukan pembakaran ban, pemalangan dengan tiang listrik, kayu, batu dan lain sebagainya.

“Kami melakukan tindakan polisi dengan tegas dan terukur. Bubarkan aksi demo karena mengganggu kamtibmas,” kata AKBP Wahyudi S. Bintoro kepada detikcom, Sabtu (6/4/2024).

“Kemarin ada 6 titik aksi. Salah satunya di Kompleks Jayanti ini, mereka ini sudah diingatkan karena tidak mengantongi STTP kan (izin keramaian dan surat tanda terima pemberitahuan). Mereka juga tidak kooperatif, oleh sebab itu kita buat surat balasan bahwa STTP-nya ditolak atau tidak ada izin,” ujarnya.

“Kita kasih kesempatan membubarkan diri karena mereka ini menutup jalan sehingga nanti meresahkan masyarakatkan namun mereka justru melempar kita dengan batu. Sehingga kami juga melakukan tindakan polisi dengan tegas dan terukur,” tambahnya.

Saat dibubarkan, kata Wahyudi, massa semakin anarkis dengan melakukan pembakaran, penganiayaan hingga pemerkosaan terhadap salah seorang warga. Wahyudi menuturkan polisi dan rumah warga turut dilempari massa.

“Korban saat itu lewat dengan motor kemudian diberhentikan, disekap dan diperkosa sama pelaku aksi. Kejadian itu siang hari saat kita lakukan pendorongan (pembubaran) mereka,” terangnya.

Wahyudi menilai aksi massa sangat kontra dengan aspirasi mereka yang menolak kekerasan terhadap masyarakat. Padahal, massa justru melakukan kekerasan dengan membakar, menganiaya hingga memperkosa warga sipil.

“Mereka mendengung-dengungkan masalah HAM tetapi mereka sendiri malah justru kontraproduktif terhadap aksi dan kegiatan mereka. Mereka melakukan tindakan kriminal yang melakukan aksi kekerasan, pemerkosaan dan pembakaran rumah marbot masjid,” ungkapnya.

KKB Serang TNI-Polri di Intan Jaya, 1 Prajurit dan 1 Warga Tertembak

KKB Serang TNI-Polri di Intan Jaya, 1 Prajurit dan 1 Warga Tertembak

Beritamega4d.com
Sabtu, 02 Mar 2024 09:21 WIB

 

Intan Jaya – Kontak tembak antara aparat TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Insiden ini menyebabkan 1 prajurit TNI dan 1 warga terkena tembakan.
Aksi kontak tembak ini terjadi di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Jumat (1/3) sekira pukul 12.20 WIT. Insiden ini terjadi di dekat Kantor Bupati Intan Jaya.

“Kejadian kontak tembak berjarak sekitar 130 meter dari Kantor Bupati Intan Jaya, di Kampung Mamba Distrik Sugapa,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya, Sabtu (2/3/2024).

Benny menjelaskan, kontak tembak ini berawal saat aparat mendengar adanya suara tembakan dari arah depan Kantor Bupati pada pukul 10.00 WIT. Kemudian, aparat langsung menuju ke asal suara tembakan tersebut.

“Mendengar bunyi tembakan tersebut, personel gabungan Polres Intan Jaya dan Brimob Satgas Damai Cartenz langsung meresponsnya,” jelasnya.

Setelah itu, Benny menyebut, aparat terlibat kontak tembak dengan KKB pada pukul 12.20 WIT. Kontak tembak tersebut pun melukai seorang prajurit TNI dan warga sipil.

“Kemudian sekitar pukul 12.20 WIT terjadi Kontak tembak antara KKB wilayah Intan Jaya dengan aparat gabungan TNI-Polri,” imbuhnya.

Benny mengatakan, prajurit TNI yang terkena tembakan itu merupakan personel Raider 330 atas nama Prada David. Sedangkan warga sipil yang terluka bernama Nelon Sani (16).

“Dari kejadian kontak tembak tersebut terdapat dua orang terkena tembakan yakni satu personel TNI Raider 330,” imbuhnya.

Dia membeberkan, Prada David terkena tembakan di bagian perut sebelah samping yang menembus rompi anti peluru anda bisa membeli benda tersebut di link ini. Sedangkan, Nelon Sani terkena di lengan kiri hingga tembus ke perut.

“Prada David yang terkena tembakan di bagian perut bagian samping tembus body vest depan dan satu warga masyarakat bernama Nelon Sani terkena tembakan pada lengan kiri tembus perut,” bebernya.

Sementara Kapolres Intan Jaya AKBP Afrizal Asri menambahkan, kedua korban tersebut telah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Mimika. Keduanya dibawa menggunakan helikopter milik TNI

“Saat ini kedua korban telah dievakuasi ke Kabupaten Timika dengan menggunakan helikopter milik TNI,” pungkasnya.