Israel Bombardir Gaza Tanpa Henti, Arab Akhirnya Bertindak

Israel Bombardir Gaza Tanpa Henti, Arab Akhirnya Bertindak

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia - Arab Saudi bersama negara-negara Islam lainnya kompak meminta operasi militer di Gaza segera dihentikan. Hal tersebut diungkap dalam konferensi 'Islamic-Arab' yang digelar di Riyadh.

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Arab Saudi bersama negara-negara Islam lainnya kompak meminta operasi militer di Gaza segera dihentikan. Hal tersebut diungkap dalam konferensi ‘Islamic-Arab’ yang digelar di Riyadh.

Arab dan negara-negara Islam mengatakan Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan yang menimpa warga Palestina, dikutip dari Reuters, Minggu (12/11/2023).

Pangeran Arab Mohammed bin Salman (MBS) mengajak para pemimpin negara-negara Islam untuk mengumpulkan kekuatan dalam mendesak Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza.

Beberapa yang hadir dalam pertemuan itu adalah Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Raja Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Baca Juga : Pesan Sadis Netanyahu Usai Israel Tembus ‘Jantung’ Gaza

“Arab mengecam dan menolak secara tegas perang biadab terhadap saudara-saudara kita di Palestina,” kata MBS dalam pertemuan itu.

“Kita menghadapi bencana kemanusiaan yang membuktikan kegagalan Dewan Keamanan dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hukum internasional,” ia menambahkan dalam pidatonya.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan warga Palestina sedang menghadapi ‘perang genosida’ dan meminta Amerika Serikat untuk mengakhiri agresi Israel.

Raisi memuji kelompok Hamas atas perangnya melawan Israel dan mendesak negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi minyak dan barang lainnya ke Israel.

“Tidak ada jalan lain selain melawan Israel. Kami kagum pada Hamas atas perlawanannya terhadap Israel,” kata Raisi dalam pidatonya.

Sementara itu, Erdogan meminta agar komunitas perdamaian internasional segera mencari solusi konkrit atas konflik Israel dan Palestina.

“Yang kita butuhkan bukan jeda di Gaza, tetapi gencatan senjata secara permanen,” ujarnya.

Raja Qatar mengatakan negaranya akan memediasi untuk pembebasan tawanan Israel, dengan harapan akan ada kesepakatan perdamaian. Qatar merupakan ‘markas’ beberapa pemimpin Hamas.

“Sampai kapan dunia internasional memperlakukan Israel secara istimewa, di atas hukum internasional?” kata dia dalam forum tersebut.

Baca juga : Israel Tembus Jatung Gaza, Negara Eropa Teriak “Bom” Sanksi

Timur Tengah berada dalam kegelisahan sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang.

Sejak saat itu, Israel meningkatkan serangannya di Gaza. Sebanyak 11.078 orang telah terbunuh pada Jumat (10/11) pekan ini. Pejabat Palestina mengatakan 40% di antaranya adalah anak kecil.

Kendati satu suara untuk menekan AS dan Israel menghentikan perang di Gaza, tetapi negara-negara Arab masih memiliki perbedaan pandangan.

Baca Juga : Update Gaza: Korban Tewas 10.500-Warga Kibarkan Bendera Putih

Algeria misalnya yang secara tegas meminta negara-negara Arab memutuskan hubungan diplomatik secara penuh ke Israel, menurut dua sumber dalam. Sementara itu, ada beberapa negara Arab yang masih merasa penting untuk menjaga relasi dengan pemerintahan Netanyahu.

10.560 Tewas, Israel Sebut Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza

10.560 Tewas, Israel Sebut Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza

 Foto: Pasukan Israel di Gaza
Foto: Pasukan Israel di Gaza

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Pejabat militer Israel membantah adanya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Kamis (9/11/2023). Padahal data kementerian kesehatan menyebut 10.500 orang lebih sudah tewas dan PBB serta pemantau internasional menyebut bencana besar di wilayah kantong itu.

“Kami tahu situasi sipil di Jalur Gaza tidak mudah,” kata kepala koordinasi dan penghubung COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza, Kolonel Moshe Tetro.

“Tetapi saya dapat mengatakan bahwa tidak ada krisis kemanusiaan di Jalur Gaza,” katanya kepada wartawan.

Tetro mengklaim militer Israel telah memfasilitasi transfer bantuan ke Gaza di sejumlah sektor. Seperti air, makanan, pasokan medis dan bantuan kemanusiaan untuk tempat penampungan.

Pernyataan Tetro ini muncul ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron membuka konferensi tentang bantuan untuk Gaza di Paris pada hari Kamis. Macron menyerukan “jeda kemanusiaan” secepatnya di wilayah Palestina dan mendesak masyarakat internasional untuk berupaya “menuju gencatan senjata”.

Sebelumnya, Israel mengaku mengalahkan Hamas di pos terdepan kelompok itu, di Gaza, Kamis. Ini setelah pertempuran sengit 10 jam terjadi.

Mengutip Al-Jazeera, tentara Israel mengatakan pertempuran berlanjut semalaman di Jabalia, sebelah utara Kota Gaza. “Tentaranya mengambil alih pos terdepan Hamas,” ujar laporan itu.

Selama pertempuran 10 jam, militer Israel mengatakan tentaranya menghadapi dan membunuh pejuang Hamas. Israel juga menambahkan bahwa senjata Hamas telah disita dan terowongan dihancurkan.

Hal sama juga dilaporkan media Israel, Times of Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukan Brigade Infanteri Nahal merebut benteng Hamas, yang dikenal sebagai pos terdepan 17.

“Menemukan banyak senjata dan menemukan terowongan, termasuk satu terowongan yang terletak berdekatan dengan taman kanak-kanak yang mengarah ke rute bawah tanah yang luas,” klaimnya.

Belum ada pernyataan resmi dari Hamas soal ini. Kemarin, Israel mengumumkan telah sampai ke jantung kota Gaza, di Gaza Utara, di mana saat bersamaan berbondong-bondong warga Gaza mengungsi ke wilayah Selatan sambal membawa bendera putih.

Angka korban di Gaza terus bertambah. Dari data Kementerian Kesehatan Gaza Rabu, 10.568 orang tewas karena serangan Israel sementara 4.324 luka-luka.

Dari keseluruhan korban, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Namun hingga kini, Israel mengatakan tak akan melakukan gencatan senjata.

Sementara itu, lebih dari 155 orang telah terbunuh dan 2.250 orang terluka di Tepi Barat. Di Israel sendiri, 1.400 orang tewas dan lebih dari 7.198 orang terluka.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung Kota Gaza, Apa yang Akan Terjadi?

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung Kota Gaza, Apa yang Akan Terjadi?

beritamega4d.com Kendaraan lapis baja Israel beriringan masuk ke Jalur Gaza.
Kendaraan lapis baja Israel beriringan masuk ke Jalur Gaza.

Jakarta Beritamega4d.com – Para pemimpin Israel mulai membuat klaim atas kemajuan militer mereka di Gaza. Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mengepung Kota Gaza.
“Kota Gaza dikepung, kami beroperasi di dalamnya, kata perdana menteri Israel itu dalam konferensi pers.

Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata atau pengiriman bahan bakar sampai semua sandera Israel yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober dibebaskan.

Dia juga meminta masyarakat Gaza untuk “silakan pergi ke selatan.

“Kami tidak akan berhenti, katanya.

Adapun Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, menegaskan militer Israel telah “berada di jantung Kota Gaza”.

“Mereka [militer Israel] datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara, dan laut,” kata Gallant dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, menurut kantor berita Reuters.

“Mereka bermanuver dengan berjalan kaki, kendaraan lapis baja dan tank, bersama dengan insinyur militer dari segala arah dan mereka memiliki satu target teroris Hamas di Gaza, infrastruktur mereka, komandan mereka, bunker, ruang komunikasi.

Klaim tersebut tidak mudah untuk diverifikasi, namun pasukan Israel jelas sudah tersebar luas di beberapa wilayah padat bangunan di kota tersebut.

Militer Israel telah merilis video kendaraan lapis baja mereka yang beroperasi di sepanjang jalan pantai hingga ke selatan pusat kota, menggarisbawahi bahwa Israel kini telah mengepung seluruh wilayah tersebut.

Juru bicara utama militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan 14.000 “target teror dan 100 terowongan telah dihancurkan dalam sebulan terakhir.

Apakah Kota Gaza akan segera jatuh ke tangan Israel?

Semua hal ini tidak berarti bahwa Kota Gaza segera jatuh ke tangan Israel.

Mayor Jenderal Yaakov Amidror mantan komandan Pasukan Pertahanan Israel dan penasihat keamanan nasional sebelumnya mengakui bahwa melawan Hamas akan sulit.

Hamas akan memasang jebakan dan alat peledak rakitan di titik-titik masuk dan di sepanjang jalan sempit, kata Amidror.

Israel meyakini Hamas memiliki sekitar 30.000 personel, namun tidak jelas berapa banyak yang tewas sejauh ini dalam serangan yang juga menewaskan ribuan warga sipil.

Baca Juga :

Persenjataan Hamas meliputi senapan otomatis, granat berpeluncur roket, dan rudal anti-tank.

Hamas juga telah memproduksi drone kecil sendiri termasuk drone bunuh diri, kata pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz.

beritamega4d Jaringan terowongan Hamas di Gaza memungkinkan kelompok tersebut memindahkan pasokan dan pasukan.
Jaringan terowongan Hamas di Gaza memungkinkan kelompok tersebut memindahkan pasokan dan pasukan.

Katz meyakini Hamas juga memiliki rudal darat ke udara jarak pendek yang diluncurkan dari bahu- walau pasokannya diprediksi sangat terbatas. Yang tidak mereka miliki, kata Katz, adalah kendaraan lapis baja, tank, dan artileri.

Bagaimana pertempuran bakal berlangsung?

Tantangan utama bagi Israel dalam melawan Hamas di Gaza adalah pertempuran jarak dekat di wilayah padat penduduk dan bangunan.

Wartawan BBC Arabic, Feras Kilani, mengatakan Kota Gaza bisa menjadi medan pertempuran berdarah antara Hamas dan pasukan Israel, dan puluhan ribu warga sipil bisa terjebak di tengah-tengahnya.

Walau banyak warga sipil telah mengungsi, ratusan ribu orang dilaporkan masih berada di kawasan Gaza utara, termasuk Kota Gaza.

Gaza sendiri dianggap sebagai benteng terbesar Hamas, penuh dengan terowongan dan bunker.

Israel mengeklaim beberapa di antara terowongan itu berada di bawah rumah sakit besar, termasuk Rumah Sakit Indonesia namun tuduhan itu dibantah Kementerian Luar Negeri Indonesia dan lembaga Mer-C.

“Gaza adalah basis teror terbesar yang pernah dibangun manusia, kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant.

Untuk melawan Hamas, Israel memiliki tim spesialis perang terowongan, termasuk unit teknik yang disebut Yahalom dan unit Oketz yang khusus melibatkan anjing.

Pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz, mengatakan pasukan Israel akan menghindari masuk ke dalam terowongan kecuali terpaksa, karena Hamas akan lebih mengenal jaringan terowongan tersebut.

Alih-alih masuk terowongan, pasukan Israel diyakini akan menghancurkan terowongan dengan menuangkan bahan peledak.

Hamas Minta Mesir Percepat Bantuan ke Gaza: Jangan Jadi Penonton!

Hamas Minta Mesir Percepat Bantuan ke Gaza: Jangan Jadi Penonton!

beritamega4d.com - Seorang pejabat tinggi Hamas meminta Mesir untuk mengambil tindakan "tegas" untuk mempercepat bantuan ke Gaza.

beritamega4d.com – Seorang pejabat tinggi Hamas meminta Mesir untuk mengambil tindakan “tegas” untuk mempercepat bantuan ke Gaza. Hal ini disampaikan Hamas di tengah kritik atas lambannya kecepatan pasokan penting yang mencapai wilayah Palestina yang dilanda perang tersebut.

“Mesir tidak boleh terus menjadi penonton,” cetus anggota politbiro Hamas Musa Abu Marzouk dalam sebuah pernyataan, dikutip kantor berita AFP, Senin (30/10/2023).

“Kami mengharapkan sikap tegas Mesir yang mengizinkan bantuan masuk ke Gaza sesegera mungkin,” imbuhnya.

Gaza, yang terus-menerus diserang oleh Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, saat ini menderita kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Baca juga:  Update Terkini Hamas Vs Israel & Tanda Tanya Masa Depan Gaza

Konvoi bantuan hanya bisa mencapai wilayah tersebut melalui perlintasan Rafah dari Mesir. Sejauh ini sekitar 90 truk telah menandatangani kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Mesir.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menjanjikan peningkatan bantuan yang signifikan ke Jalur Gaza, selama percakapan telepon pada hari Minggu (29/10) waktu setempat dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, kata Gedung Putih.

Kedua pemimpin tersebut “berkomitmen untuk mempercepat dan meningkatkan bantuan yang mengalir ke Gaza secara signifikan mulai hari ini dan seterusnya,” menurut pernyataan dari Gedung Putih.

Mesir, negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 1979, telah menjadi salah satu perantara utama dalam upaya pembebasan lebih dari 230 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza