MbS Disebut Takut Dibunuh jika Setujui Normalisasi Arab Saudi-Israel

MbS Disebut Takut Dibunuh jika Setujui Normalisasi Arab Saudi-Israel

Pangeran MbS disebut takut dibunuh terkait rencana normalisasi Saudi dan Israel.

Jakarta, beritamega4d.com Indonesia — Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), disebut bercerita bahwa dia berisiko dibunuh jika menyepakati upaya normalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam kolom yang ditulis koresponden senior hubungan luar negeri Politico, Nahal Toosi, MbS disebut menceritakan kekhawatirannya itu kepada sejumlah pejabat Kongres Amerika Serikat.

Toosi mengungkapkan bahwa MbS merasa ia akan membahayakan nyawanya sendiri jika mengejar kesepakatan besar dengan AS dan Israel, terutama soal normalisasi hubungan Saudi-Israel.

Toosi menuliskan dalam percakapan itu, MbS menyinggung kisah mantan Presiden Mesir Anwar Sadat yang tewas dibunuh tak lama setelah mencapai kesepakatan damai dengan Israel pada 1978 lalu.

“Dan [MbS] menanyakan apa yang dilakukan AS untuk melindungi Sadat [saat itu]. Ia juga telah membahas ancaman yang dihadapinya saat menjelaskan mengapa kesepakatan semacam itu [normalisasi Israel-Saudi] harus mencakup solusi menuju kemerdekaan Palestina-terutama sekarang karena perang di Gaza telah meningkatkan kemarahan dunia Arab kepada Israel,” bunyi kolom Toosi yang dirilis Politico pada Rabu (14/8).

Toosi membeberkan percakapan antara MbS dan para pejabat AS itu ia dapat saat mewawancarai seorang matan pejabat Negeri Paman Sam yang mengetahui soal pertemuan tersebut. Ia juga mendapat informasi yang sama dari beberapa pejabat lain yang turut mengetahui pertemuan MbS dan para pejabat AS itu.

Meski begitu, menurut sejumlah pejabat AS tersebut, MbS berniat tetap mencapai kesepakatan besar antara AS dan Israel ini meski ada risiko keamanan itu. MbS disebut melihat normalisasi dengan Israel sebagai hal yang penting bagi masa depan negaranya.

AS bahkan disebut menghujani Saudi dengan berbagai bantuan dan komitmen keamanan sebagai ganti jika menyepakati normalisasi seperti jaminan keamanan, bantuan untuk program nuklir sipil, hingga investasi ekonomi di berbagai bidang terutama teknologi.

“Menurut beberapa laporan, sebagai gantinya, Arab Saudi akan membatasi hubungannya dengan China. Arab Saudi juga akan menjalin hubungan diplomatik dan hubungan lainnya dengan Israel-sebuah keuntungan besar bagi Israel mengingat pentingnya Arab Saudi di antara negara-negara Muslim,” bunyi kutipan kolom Toosi.

Namun, Toosi mengungkapkan bahwa MbS masih kesal dengan perundingan ini lantaran Israel ogah memasukkan rencana yang kredibel menuju kemerdekaan Palestina dalam perjanjian ini.

Maksud terselubung

Terlepas dari isu Palestina, Toosi menganggap MbS hanya ingin menarik sebanyak-banyaknya keuntungan bagi Saudi dan rezim dirinya kelak jika menyetujui kesepakatan dengan AS-Israel ini.

Menurut Toosi, MbS ingin tetap terlihat sebagai pemimpin negara Arab yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina tetapi juga tetap bisa berbisnis dengan Israel.

“Cara dia [MbS] mengatakannya adalah, ‘Orang Saudi sangat peduli tentang ini, dan seluruh Timur Tengah sangat peduli tentang ini, dan masa jabatan saya sebagai penjaga situs-situs suci Islam tidak akan aman jika saya tidak mengatasi masalah keadilan yang paling mendesak di wilayah kita,'” kata salah satu orang yang mengetahui percakapan MBS dengan para pemimpin regional dan Amerika.

Toosi menganggap MbS sedang melakukan strategi diplomatik ekonomi dalam urusan ini. Ia menilai MbS mengungkit masalah keamanan dirinya demi mendesak AS dan Israel untuk memenuhi tuntutan Saudi dalam kesepakatan ini.

“Ia [MbS] mengatakan bahwa hidupnya dalam bahaya untuk mendesak pejabat AS agar meningkatkan tekanan pada Israel agar tunduk pada kesepakatan yang disukainya,” ucap Toosi dalam kolomnya.

Mengutip percakapannya dengan seorang pejabat Saudi, Toosi menuturkan MbS yakin bahwa tanpa menyelesaikan masalah Palestina, Saudi tidak akan mendapat keuntungan apa-apa dari komitmen ekonomi, teknologi, hingga militer yang ditawarkan AS dalam perjanjian ini.

“Itu karena kami tidak akan mendapatkan stabilitas dan keamanan regional tanpa menyelesaikan masalah Palestina,” ucap pejabat Saudi tersebut dikutip Toosi dalam kolomnya.

Menurut Toosi, pernyataan pejabat Saudi itu masuk akal jika melihat MbS sebagai sosok yang dikenal nasionalis Saudi.

“Apakah dia [MbS] secara pribadi peduli dengan perjuangan Palestina tidak lah penting. Dia akan mendukungnya jika itu menguntungkan Arab Saudi. Suka atau tidak, kesepakatan ini [normalisasi Israel-Saudi] yang sedang dikerjakan bisa mengubah Timur Tengah secara besar-besaran, paling tidak dengan melihat Israel dan Arab Saudi bertindak sebagai front persatuan melawan Iran,” ucap Toosi.

Takut Jadi Sasaran Empuk Hamas, Tentara Israel Menyamar sebagai Pengungsi Palestina dalam Operasi Nuseirat

Takut Jadi Sasaran Empuk Hamas, Tentara Israel Menyamar sebagai Pengungsi Palestina dalam Operasi Nuseirat

Takut Jadi Sasaran Empuk Hamas, Tentara Israel Menyamar sebagai Pengungsi Palestina dalam Operasi Nuseirat
Tentara Israel menyamar sebagai pengungsi ketika membebaskan sandera

GAZA – Israel menggunakan taktik licik dalam operasi pembebasan sandera di Nuseirat, Gaza tengah. Mereka menyamar karena khawatir akan menjadi sasaran empuk pejuang Gaza yang sudah siaga.

Dua saksi mengatakan kepada Al Jazeera bagaimana satu unit tentara Israel tiba dengan truk yang membawa perabotan dan tampak seolah-olah mereka adalah pengungsi Palestina yang pindah ke sebuah bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Nuseirat.

“Mereka tiba dengan truk yang menyamar, berpura-pura sedang memindahkan perabotan seolah-olah mereka adalah pengungsi,” kata seorang saksi mata. “Mereka mengebom rumah saya, rumah saudara laki-laki saya, dan tetangga.”

Saksi lain mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tentara Israel menggunakan tangga untuk masuk ke rumahnya saat dia sedang menyiapkan sarapan untuk istri dan bayinya.

“Saya melihat unit pasukan khusus. Ada perabotan di dalam kendaraan agar terlihat seperti milik para pengungsi. Tiba-tiba petugas itu keluar dari dua tangga dan masuk ke rumah kami dengan senjata lengkap. Kekacauan meletus dengan tembakan dan ledakan,” katanya.

“Bayi laki-laki saya yang berusia 18 bulan menangis ketakutan,” katanya. “Istri saya berteriak.”

Sementara itu, Omar Ashour, profesor studi keamanan dan militer di Institut Studi Pascasarjana Doha, telah berbicara kepada Al Jazeera tentang taktik militer Israel dalam operasinya untuk membebaskan empat tawanan di Nuseirat pada hari Sabtu.

Ashour mencatat bahwa sehari sebelum operasi, Israel mengirim kembali beberapa brigade, termasuk satu brigade khusus perang perkotaan, ke Gaza. Brigade-brigade ini memulai “operasi besar-besaran” di sebelah timur Deir el-Balah dan Bureij untuk menarik keluar pejuang Hamas dan “mengaburkan” serangan mereka yang akan datang di Nuseirat, katanya.

Kemudian, militer Israel melancarkan serangan gencar terhadap Nuseirat, yang berpenduduk sangat padat, katanya, saat mereka masuk untuk menangkap para tawanan. Itu jauh dari operasi pembedahan dan lebih dekat dengan operasi pelanggaran, kata Ashour.

“Bagian suksesnya adalah penyelamatan keempat sandera. Bencana yang terjadi adalah pembunuhan lebih dari 200 orang,” kata Ashour.

Israel Kembalikan Jenazah 80 Warga Palestina

Israel Kembalikan Jenazah 80 Warga Palestina

Jakarta – Israel mengembalikan jenazah 80 warga Palestina yang tewas di Gaza. Puluhan jenazah itu pun langsung dikuburkan di kuburan massal.

Dilansir mega4dnews, Rabu (27/12/2023), jenazah tersebut dikembalikan Israel melalui Palang Merah kepada otoritas Hamas.

Sumber Kemenkes Palestina mengatakan setelah jenazah itu tiba, mereka langsung menguburkannya di kuburan massal. Israel disebut memulangkan puluhan jenazah ini untuk memastikan tidak ada sandera.

Fotografer mega4dnews melihat seseorang menurunkan puluhan kantong jenazah berwarna biru ke dalam tanah di Rafah. Jenazah itu dikuburkan dalam satu liang lahad.

Hingga saat ini tentara Israel tidak berkomentar terkait pemulangan warga yang tewas itu. Diketahui, Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, setelah serangan 7 Oktober.

Lebih dari 20.900 orang tewas dalam serangan Israel ke Gaza. Menurut Kemenkes Palestina jumlah tersebut sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Kemudian sekitar 55.000 orang juga terluka. Lalu, pada 7 Oktober lalu 1.140 orang tewas dalam peperangan Israel dengan Hamas.

Israel Tembak Staf Medis saat Konferensi Pers di RS Kamal Adwan Gaza

Israel Tembak Staf Medis saat Konferensi Pers di RS Kamal Adwan Gaza

Screenshot video korban yang tertimpa reruntuhan puing Rumah Sakit Kamal Adwan (Al Jazeera)
Puing bekas buldoser Israel kubur hidup-hidup warga Gaza Palestina. 

Jakarta, beritamega4d.com — Pasukan Israel dengan sengaja terlihat menembak ke arah staf medis yang sedang menggelar konferensi pers di halaman depan Rumah Sakit Kamal Adwan, Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, Palestina Minggu (17/12).

Dalam klip video yang beredar di media sosial dan dikutip Middle East Monitor (MEMO), terlihat sejumlah dokter, perawat, dan staf medis RS tengah berkumpul dan melakukan pernyataan ke media.

Tak lama, terdengar suara tembakan yang mengarah ke kerumunan dokter dan staf medis tersebut hingga membuat mereka panik dan segera membubarkan diri untuk menghindar.

Menurut laporan MEMO, beberapa staf medis itu berasal dari Kementerian Kesehatan Palestina. Sejauh ini, tak ada korban luka atau yang meninggal dalam insiden itu.

Kejadian ini berlangsung kala pasukan Israel mengepung RS Kamal Adwan selama beberapa hari terakhir. Tentara Zionis juga melakukan serangan hingga membuldoser warga Palestina yang mengungsi di rumah sakit tersebut.

Kekejaman Israel terekam dalam video yang diunggah reporter Al Jazeera Anas Al Sharif di media sosial.

Di rekaman itu tampak halaman yang berisi banyak tenda dibuldoser Israel sebelum warga melarikan diri.

“Puluhan orang yang mengungsi, sakit, dan terluka dikubur hidup-hidup,” kata Al Sharif dalam video tersebut.

Dia lalu berujar, “Buldoser pasukan pendudukan [Israel] melindas tenda para pengungsi di halaman rumah sakit dan menghancurkan mereka secara brutal.”

Ia lalu menunjukkan halaman yang porak-poranda, tanah dan batu menjadi gundukan, serta mayat yang terkubur di reruntuhan.

Menurut saksi mata, terdapat puluhan orang yang mengungsi di halaman rumah sakit saat pasukan Israel menyerang.

Detik detik Israel Bom Gedung Mahkamah Agung Palestina, Rata dengan Tanah

Detik detik Israel Bom Gedung Mahkamah Agung Palestina, Rata dengan Tanah

BERITAMEGA4D.COM - Pasukan pendudukan Israel tak hanya menyerang rumah penduduk di Jalur Gaza namun juga menyerang fasilitas pemerintah. Terbaru, tentara rezim Zionis meledakkan gedung Mahkamah Agung Palestina yang berada di tengah Jalur Gaza.

BERITAMEGA4D.COM – Pasukan pendudukan Israel tak hanya menyerang rumah penduduk di Jalur Gaza namun juga menyerang fasilitas pemerintah. Terbaru, tentara rezim Zionis meledakkan gedung Mahkamah Agung Palestina yang berada di tengah Jalur Gaza.

Melansir dari MEGA4DNEWS, pasukan pendudukan sebelumnya telah mengubah gedung tersebut manjadi barak militer sementara. Setelahnya, gedung yang dikenal sebagai Istana Kehakiman itu diledakkan pada Senin (4/12/2023).

Media Zionis sebelumnya telah menerbitkan gambar tentara Israel yang maju di tengah Jalur Gaza. Selanjutnya melaporkan bahwa tentara tersebut telah merebut Istana Keadilan Palestina.

Sebelumnya, tentara rezim Zionis juga meratakan gedung parlemen Palestina pada Rabu (15/11). Tindakan tersebut digambarkan sebagai bagian dari upaya untuk melenyapkan Hamas.

Rekaman video yang menampilkan gedung parlemen Gaza hancur diunggah oleh juru bicara Perdana Menteri Israel, Ofir Gendelman. Terlihat gedung yang semula kokoh mendadak lenyap dalam sekejap mata. Pasukan Israel yang berada di sekitar lokasi terdengar bersorak merayakan kehancuran.

Di Balik Aksi Seorang Mahasiswa Kibarkan Bendera Palestina Saat Wisuda: Mereka Hanya Berdoa untuk Israel

Di Balik Aksi Seorang Mahasiswa Kibarkan Bendera Palestina Saat Wisuda: Mereka Hanya Berdoa untuk Israel

Di video TikTok yang kini viral, ia menulis, “‘AKHIRI PENDUDUKAN PALESTINA’ ps🍉 #laurieruniversity #freepalestine #gaza #endtheoccupationofpalestine #freegaza.” Rekaman berdurasi 15 detik yang dibagikan pada 2 Desember 2023 itu memperlihatkan bahwa aksi tersebut disambut teriakan dan tepuk tangan audiens.

Keterangan videonya berbunyi, “Selama acara wisuda saya, mereka HANYA berdoa untuk Isr**l, jadi saat saya naik panggung, saya harus mengingatkan mereka bahwa dunia mendukung Palestina.”

Bentuk solidaritas pada Palestina memang telah lantang disuarakan mahasiwa di kampus-kampus di seluruh dunia, namun sayang, dukungan ini tidak selalu disambut baik. Sebuah serikat mahasiswa di salah satu universitas terkemuka di Inggris, misalnya, yang memberhentikan pengurus terpilihnya setelah mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap Palestina.

Mengutip Middle East Eye, Senin (11/12/2023), Persatuan Mahasiswa King’s College London (KCLSU) menskors tiga personel setelah mereka secara kolektif merilis pernyataan di Instagram yang menunjukkan dukungan terhadap gencatan senjata di Gaza.

Tiga pejabat serikat mahasiswa yang diberhentikan KCLSU, yakni Wakil Presiden Bidang Kesejahteraan dan Kemasyarakatan, Hassan Ali; Wakil Presiden Bidang Pendidikan Seni dan Sains, Sadaf Abbas Cheema; serta Wakil Presiden Mahasiswa Pascasarjana, Alizeh Abrar.

Dikucilkan karena Membela Palestina

Beritamega4d.com, Jakarta - Aksi solidaritas untuk Palestina di tengah perang Israel-Hamas yang masih berlangsung terus diperlihatkan warga dunia maya. Yang terbaru, seorang mahasiswa Wilfrid Laurier University, Kanada terekam merentangkan bendera Palestina di acara wisudanya.
Bendera Palestina dikibarkan di depan spanduk saat orang-orang berkumpul dalam unjuk rasa pro-Palestina di Sydney, Sabtu, 21 Oktober 2023.

Dalam sebuah pernyataan, ketiga petugas yang diberhentikan tersebut mengatakan bahwa mereka menghadapi “ancaman verbal” dari manajer senior di KCLSU dan “taktik menakut-nakuti” guna memaksa mereka menghapus pernyataan solidaritas untuk Palestina.

“Sangat disayangkan bahwa ironi ancaman terhadap tiga petugas Muslim dengan skorsing karena ‘kejahatan’ membela hak asasi manusia warga Palestina selama bulan kesadaran Islamofobia belum disadari pimpinan senior KCLSU,” kata petugas tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Fakta bahwa taktik menakut-nakuti adalah jalan pertama yang diambil para pemimpin senior sebagai tanggapan atas pernyataan kami, yang menekankan semakin buruknya perjuangan kita dalam bidang kesehatan mental, menunjukkan ketidakpedulian yang mengerikan oleh para pemimpin senior terhadap kesehatan mental para wakil terpilih mereka.”

Beberapa anggota staf di KCLSU yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pada MEE bahwa para petugas tersebut telah “dikucilkan” dan “dikecualikan” karena berusaha meminta agar serikat mengeluarkan pernyataan yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Serangan Israel Berlanjut

Beritamega4d.com, Jakarta - Aksi solidaritas untuk Palestina di tengah perang Israel-Hamas yang masih berlangsung terus diperlihatkan warga dunia maya. Yang terbaru, seorang mahasiswa Wilfrid Laurier University, Kanada terekam merentangkan bendera Palestina di acara wisudanya.
Asap mengepul di Rafah setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023.

Sementara itu, Al Jazeera melaporkan pada Minggu, 10 Desember 2023, bahwa pertempuran sengit telah menewaskan hampir 300 warga Palestina dalam 24 jam terakhir di Gaza ketika Hamas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saling bertukar ancaman.

Serangan Israel berlanjut di seluruh wilayah yang terkepung pada Minggu. Tidak hanya di bagian utara, daerah di dekat Rafah di Gaza selatan juga telah jadi sasaran pengeboman hebat ketika pendudukan Israel memperluas operasi militernya di selatan.

Di kota selatan Khan Younis, bom dan tank Israel mengusir orang-orang. Mereka telah diperintahkan mengungsi ke tempat lain demi keselamatan, namun warga sipil mengatakan tidak ada lagi tempat aman yang tersisa di Gaza.

Banyak korban jiwa dilaporkan di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tengah setelah serangan Israel. Sebuah video online yang divalidasi unit verifikasi Al Jazeera, kantor berita Sanad, menunjukkan sekelompok warga Palestina berupaya menyelamatkan diri keluar dari reruntuhan bangunan.

Menurut video yang dibagikan jurnalis Palestina Hani Abu Rizq, para korban yang selamat adalah pengungsi dari Gaza utara yang mencari perlindungan di al-Maghazi. Di video tersebut, seorang perempuan Palestina menyebut sebanyak 55 orang tewas. “Ada 69 orang di rumah itu. Hanya 14 dari kami yang selamat dan sisanya terbunuh,” sebut dia.

Serangan Israel di Gaza Tengah

Israel dinilai memberi isyarat mereka sedang bersiap melancarkan serangan darat ke Gaza selatan dalam eskalasi perang yang signifikan. Militer Israel dilaporkan telah menyebarkan selebaran di sejumlah area di Khan Younis, yang isinya peringatan agar warga mengungsi lebih jauh ke selatan menuju Rafah.
Israel dinilai memberi isyarat mereka sedang bersiap melancarkan serangan darat ke Gaza selatan dalam eskalasi perang yang signifikan. Militer Israel dilaporkan telah menyebarkan selebaran di sejumlah area di Khan Younis, yang isinya peringatan agar warga mengungsi lebih jauh ke selatan menuju Rafah.

Pesawat militer Israel juga telah melancarkan serangkaian serangan intens di wilayah selatan Gaza, sebelah timur Kegubernuran Khan Younis, sebut sumber dari wilayah tersebut pada Al Jazeera. Jumlah korban belum diketahui secara pasti.

Pertempuran di wilayah yang sama juga meningkat, menurut sebuah video yang dibagikan di Instagram dan divalidasi Sanad. Klip yang diunggah jurnalis Palestina Moaz Miqdad menunjukkan langit malam Khan Younis di tengah suara tembakan keras yang terdengar di latar belakang.

Sementara itu, media Palestina, termasuk kantor berita Wafa, melaporkan bahwa pasukan Israel melancarkan serangan dan penggerebekan di seluruh Gaza tengah, dengan korban dilaporkan di Deir el-Balah dan kamp pengungsi Magazhi.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan dalam sebuah wawancara telepon dengan Al Jazeera bahwa 297 orang tewas dan lebih dari 550 orang terluka dalam 24 jam terakhir di Gaza, menjadikan jumlah korban tewas sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 jadi lebih dari 18 ribu orang.

Beritamega4d.com, Jakarta - Aksi solidaritas untuk Palestina di tengah perang Israel-Hamas yang masih berlangsung terus diperlihatkan warga dunia maya. Yang terbaru, seorang mahasiswa Wilfrid Laurier University, Kanada terekam merentangkan bendera Palestina di acara wisudanya.

Artikel Terkait : Bandara Dhoho Kediri Diresmikan Paling Lambat Akhir Februari 2024

Menlu Retno Desak DK PBB Serukan Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Menlu Retno Desak DK PBB Serukan Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Jakarta - Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu negara OKI melakukan sejumlah pertemuan di markas besar PBB dengan Menlu China, Sekjen PBB, hingga menghadiri pertemuan di DK PBB yang membahas tentang Gaza. Dalam pertemuan di DK PBB, Menlu Retno sempat menyoroti ancaman PM Israel yang menyebut akan melanjutkan operasi militer ketika gencatan senjata berakhir.
Menlu RI Retno Marsudi di Sidang Majelis Umum di Markas PBB, New York, 28 November 2023. (Akun X Menlu RI)

Jakarta – Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu negara OKI melakukan sejumlah pertemuan di markas besar PBB dengan Menlu China, Sekjen PBB, hingga menghadiri pertemuan di DK PBB yang membahas tentang Gaza. Dalam pertemuan di DK PBB, Menlu Retno sempat menyoroti ancaman PM Israel yang menyebut akan melanjutkan operasi militer ketika gencatan senjata berakhir.

“Saya menghadiri berbagai pertemuan di markas PBB terkait Gaza, yaitu bertemu dengan Menlu China, sebagai pemegang Presidensi DK PBB bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Persatuan Emirat Arab, Turki, Malaysia, dan Sekjen Liga Arab,” kata Retno, kepada wartawan, melalui YouTube MoFA Indonesia, Kamis (29/11/2023).

Di markas PBB, Retno juga bertemu dengan Sekjen PBB, menghadiri Peringatan International Day of Solidarity with the Palestinian People, dan hadir dalam High-Level Debate on Gaza di DK PBB. Selain itu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Lord Ahmad of Wimbledon, Menteri Negara Inggris untuk PBB.

Retno mengatakan saat ini Menlu China sedang memegang Presidensi DK PBB. Pertemuan DK PBB tersebut juga dipimpin oleh Menlu China. Dalam pertemuan dengan Menlu China, Retno mengatakan saat ini Indonesia memiliki pandangan sama mengenai pentingnya mengirimkan pesan yang kuat dari pertemuan DK untuk menekankan kembali pentingnya gencatan senjata, akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan, dan juga pentingnya dimulainya proses perdamaian.

Baca juga: Surat Habib Rizieq untuk Munajat 212, Ungkap Alasan Tak Hadir

“Secara khusus dalam pertemuan dengan Menlu China saya sampaikan bahwa perhatian juga harus diberikan ke Tepi Barat, di mana kekerasan terus terjadi dan semakin meningkat, bahkan ketika masa truce dijalankan. Dan angka tahanan yang dibebaskan oleh Israel hampir sama jumlahnya dengan warga Palestina yang baru ditangkap di Tepi Barat,” kata Retno.

“Dalam kaitan inilah pesan kuat harus keluar dari DK PBB hari ini dan penghentian kekerasan dan kekejaman harus dilakukan sekarang,” sambungnya.

Selanjutnya, setelah melakukan pertemuan dengan Menlu China, Retno bersama para menlu negara OKI, melakukan pertemuan dengan Sekjen PBB. Retno mengatakan, para menlu negara OKI menekankan pentingnya dikeluarkan resolusi DK PBB yang lebih kuat, dengan fokus utama mengenai masalah kemanusiaan.

“Isu penting terkait gencatan senjata kembali disampaikan. Dan dibahas pula mengenai penjajakan pembukaan akses lain pengiriman bantuan kemanusiaan, dan pentingnya penyederhanaan pengecekan keamanan agar bantuan kemanusiaan dapat lebih cepat tersalurkan karena memang kebutuhannya sangat mendesak,” kata Retno.

Baca juga: Habib Rizieq Puji Menlu Retno soal Konsistensi Bela Kemerdekaan Palestina

Selanjutnya dalam pertemuan di DK PBB, Retno dan sejumlah Menlu negara OKI menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Hal ini merupakan bagian dari tindak lanjut mandat Pemimpin OKI dalam KTT di Riyadh 11 November lalu untuk menggunakan semua upaya guna mencari penyelesaian situasi di Gaza.

Retno pada pertemuan di DK PBB tersebut kembali menyampaikan posisi Indonesia dalam membela keadilan dan kemanusiaan di Palestina. Retno juga menyampaikan kekhawatirannya atas situasi di Gaza dan meningkatnya serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

“Di dalam pembacaan statement nasional atau posisi nasional, di awal pidato saya menyampaikan bahwa saya hadir kembali di pertemuan DK PBB karena saya ingin berada di sisi yang benar dari sejarah, yaitu membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina,” kata Retno.

Baca juga: Seruan Habib Rizieq Shihab soal Pemilu dan Palestina di Munajat 212

Retno juga mempertanyakan jumlah tawanan yang dibebaskan Israel dengan warga Palestina yang kembali ditangkap oleh Israel. “Apabila jumlah tawanan yang dibebaskan Israel sama banyaknya atau kurang lebih sama banyaknya dengan penangkapan baru di Tepi Barat, pertanyaannya adalah apa gunanya?” ujarnya.

Lebih lanjut, Retno mengatakan menyambut baik adanya gencatan senjata sementara yang kini berlangsung. Namun Indonesia menilai hal ini tidak cukup karena belum ada penyelesaian perdamaian yang berkesinambungan.

“Indonesia menyambut baik truce yang berlangsung saat ini, namun pertanyaannya adalah apakah ini cukup? Indonesia berpendapat bahwa hal ini tidak cukup, karena humanitarian pause masih terlalu sempit dan rapuh untuk betul-betul membuat situasi Gaza lebih baik secara berkesinambungan,” kata Retno.

Retno menyinggung pernyataan PM Israel yang menyebut akan melanjutkan operasi militer setelah gencatan senjata sementara berakhir. Retno meminta agar DK PBB mencegah hal tersebut.

“Saya kutip pernyataan PM Netanyahu yang mengatakan bahwa operasi militer akan dilakukan kembali dengan kekuatan penuh pada saat truce selesai. Saya sampaikan saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini. Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini pada akhirnya menjadi kenyataan. DK PBB harus dapat mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza,” kata Retno.

Karena itu, Retno meminta DK PBB melakukan pentingnya pemberian bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza dan dapat termonitor dengan baik. Kedua, penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang harus betul-betul dilakukan.

“Ketiga, pentingnya gencatan senjata yang permanen untuk mengakhiri semua kekejaman,” ujar Retno.

Di akhir pernyataan, Retno kembali menegaskan bahwa bangsa Palestina memiliki hak untuk merdeka berdasarkan two-state solution. Menurutnya, saat ini adalah saat yang tepat untuk memulai kembali proses perdamaian tersebut.

“Dan mengingat hari ini kita peringati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, maka kita jangan menutup mata atau tinggal diam terhadap perjuangan rakyat Palestina,” katanya.

10.560 Tewas, Israel Sebut Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza

10.560 Tewas, Israel Sebut Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza

 Foto: Pasukan Israel di Gaza
Foto: Pasukan Israel di Gaza

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Pejabat militer Israel membantah adanya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Kamis (9/11/2023). Padahal data kementerian kesehatan menyebut 10.500 orang lebih sudah tewas dan PBB serta pemantau internasional menyebut bencana besar di wilayah kantong itu.

“Kami tahu situasi sipil di Jalur Gaza tidak mudah,” kata kepala koordinasi dan penghubung COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza, Kolonel Moshe Tetro.

“Tetapi saya dapat mengatakan bahwa tidak ada krisis kemanusiaan di Jalur Gaza,” katanya kepada wartawan.

Tetro mengklaim militer Israel telah memfasilitasi transfer bantuan ke Gaza di sejumlah sektor. Seperti air, makanan, pasokan medis dan bantuan kemanusiaan untuk tempat penampungan.

Pernyataan Tetro ini muncul ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron membuka konferensi tentang bantuan untuk Gaza di Paris pada hari Kamis. Macron menyerukan “jeda kemanusiaan” secepatnya di wilayah Palestina dan mendesak masyarakat internasional untuk berupaya “menuju gencatan senjata”.

Sebelumnya, Israel mengaku mengalahkan Hamas di pos terdepan kelompok itu, di Gaza, Kamis. Ini setelah pertempuran sengit 10 jam terjadi.

Mengutip Al-Jazeera, tentara Israel mengatakan pertempuran berlanjut semalaman di Jabalia, sebelah utara Kota Gaza. “Tentaranya mengambil alih pos terdepan Hamas,” ujar laporan itu.

Selama pertempuran 10 jam, militer Israel mengatakan tentaranya menghadapi dan membunuh pejuang Hamas. Israel juga menambahkan bahwa senjata Hamas telah disita dan terowongan dihancurkan.

Hal sama juga dilaporkan media Israel, Times of Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukan Brigade Infanteri Nahal merebut benteng Hamas, yang dikenal sebagai pos terdepan 17.

“Menemukan banyak senjata dan menemukan terowongan, termasuk satu terowongan yang terletak berdekatan dengan taman kanak-kanak yang mengarah ke rute bawah tanah yang luas,” klaimnya.

Belum ada pernyataan resmi dari Hamas soal ini. Kemarin, Israel mengumumkan telah sampai ke jantung kota Gaza, di Gaza Utara, di mana saat bersamaan berbondong-bondong warga Gaza mengungsi ke wilayah Selatan sambal membawa bendera putih.

Angka korban di Gaza terus bertambah. Dari data Kementerian Kesehatan Gaza Rabu, 10.568 orang tewas karena serangan Israel sementara 4.324 luka-luka.

Dari keseluruhan korban, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Namun hingga kini, Israel mengatakan tak akan melakukan gencatan senjata.

Sementara itu, lebih dari 155 orang telah terbunuh dan 2.250 orang terluka di Tepi Barat. Di Israel sendiri, 1.400 orang tewas dan lebih dari 7.198 orang terluka.

Update Terkini Perang Gaza: Netanyahu Menggila, Israel Pecah

Update Terkini Perang Gaza: Netanyahu Menggila, Israel Pecah

Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden (tidak dalam gambar), saat Biden mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023.  
Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden (tidak dalam gambar), saat Biden mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023.

Jakarta, BeritaMega4D.com Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan gencatan senjata selama 5 hari dengan kelompok Hamas di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan beberapa sandera yang ditahan di wilayah tersebut pada awal perang.

Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (10/11/2023), Netanyahu langsung menolak kesepakatan tersebut dalam perundingan segera setelah militan Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 orang.

Negosiasi dilanjutkan setelah peluncuran serangan darat Israel pada 27 Oktober, namun sumber yang sama mengatakan Netanyahu terus mengambil tindakan keras terhadap proposal yang melibatkan gencatan senjata dengan jangka waktu berbeda dengan imbalan sejumlah sandera.

Pihak lain mengindikasikan bahwa negosiasi yang dilakukan sebelum invasi darat melibatkan jumlah sandera yang jauh lebih besar, dengan Hamas mengusulkan pembebasan puluhan warga negara asing yang disandera di Gaza.

Diperkirakan 240 orang disandera setelah pejuang dari Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok lain yang berbasis di Gaza, serta warga sipil, melintasi pagar perbatasan yang memisahkan wilayah tersebut dari kota-kota Israel dan kibbutzim.

Kemarahan masyarakat dan tuntutan agar Israel memprioritaskan negosiasi penyanderaan makin meningkat, dengan keluarga korban yang ditahan di Gaza berkumpul di luar kediaman Netanyahu awal pekan ini.

Menurut tiga sumber yang mengetahui perundingan tersebut, kesepakatan awal yang dibahas adalah pembebasan anak-anak, perempuan, orang lanjut usia, dan orang sakit dengan imbalan gencatan senjata selama lima hari, namun pemerintah Israel menolaknya dan menunjukkan penolakannya dengan meluncurkan serangan darat.

Adapun pengeboman Israel serta invasi darat yang berkelanjutan di ujung utara Jalur Gaza, yang dihuni 2,3 juta orang, telah menewaskan lebih dari 10.500 orang dalam sebulan terakhir dan melukai lebih dari 25.000 orang.

Abu Obeida, juru bicara sayap militan Hamas, Izz ad-Din al-Qassam, mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak dapat membebaskan lebih banyak sandera di tengah meningkatnya serangan.

Baca Juga : 10.560 Tewas, Israel Sebut Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza

Jeda Kemanusiaan

Pada Kamis, juru bicara dewan keamanan nasional AS John Kirby mengatakan Israel telah menyetujui “jeda kemanusiaan” selama empat jam setiap hari, dengan tujuan agar jeda kecil dalam pemboman dapat membantu keluarnya sandera dari Gaza. Kirby mengatakan Israel juga setuju untuk membuka koridor kedua bagi warga sipil untuk meninggalkan Kota Gaza.

Letkol Richard Hecht, juru bicara militer Israel, mengatakan: “Tidak ada gencatan senjata, saya ulangi tidak ada gencatan senjata. Apa yang kami lakukan, jangka waktu empat jam itu, adalah jeda lokal yang taktis untuk bantuan kemanusiaan.”

Jihad Islam Palestina merilis sebuah video yang menunjukkan dua sandera, seorang wanita berusia 70-an dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, ditahan di Gaza. Seorang juru bicara sayap militer kelompok tersebut mengatakan pihaknya “siap melepaskan mereka atas dasar kemanusiaan ketika kondisi keamanan di lapangan terpenuhi”.

Hecht mengatakan rekaman itu merupakan “terorisme psikologis terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya”.

Negosiasi tidak langsung antara pejabat Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar karena kedua kelompok tersebut tidak memiliki kontak resmi, baru-baru ini berfokus pada kemungkinan gencatan senjata yang berlangsung antara satu hingga tiga hari, terkait dengan pembebasan antara 10 hingga 15 sandera.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan bahwa dorongan untuk menghentikan permusuhan dalam waktu singkat dan menukarkan sejumlah kecil sandera merupakan ujian lakmus dan pintu gerbang bagi perundingan sandera lebih lanjut.

Baca Juga : Israel Tembus Jatung Gaza, Negara Eropa Teriak “Bom” Sanksi

Pembebasan Sandera

Para pejabat dari Mesir dan PBB serta seorang diplomat Barat mengatakan kepada Associated Press bahwa kesepakatan tersebut juga akan memungkinkan lebih banyak bantuan, termasuk sejumlah kecil bahan bakar, untuk masuk ke Gaza setelah Israel mengurangi sebagian besar pasokan makanan, air, bantuan dan bahan bakar beberapa hari setelahnya. serangan Hamas.

Para pejabat AS mengatakan kepada AP bahwa pemerintahan Biden menyarankan untuk menghubungkan lamanya gencatan senjata dengan jumlah sandera yang akan dibebaskan.

Negosiasi untuk membebaskan para sandera menghasilkan pembebasan empat wanita, termasuk dua warga negara Amerika dan dua warga Israel, pada tanggal 20 dan 24 Oktober. Saluran berita kabel Mesir, Al Qahera, melaporkan mediator Mesir hampir mencapai kesepakatan yang akan menghasilkan “gencatan senjata kemanusiaan” di Gaza dan pertukaran sandera.

Noam Sagi, yang ibunya disandera mengatakan telah mendengar banyak rumor dalam 30 hari terakhir. “Kami berada di tengah penyiksaan psikologis selama 34 hari terakhir. Rumor datang dan pergi. Kami mengharapkan semua orang yang terlibat untuk membawa pulang semua sandera sekarang. Itu adalah prioritas nomor satu.”

Yehuda Beinin, yang putrinya dan menantu laki-lakinya diculik dari Kibbutz Nir Oz, mengatakan laporan yang muncul tentang gencatan senjata “sangat tidak jelas”.

“Apa yang harus kami katakan kepada pemerintah Israel adalah: tugas Anda adalah menjamin pembebasan para sandera. Bagaimana Anda melakukan hal itu, itu masalah Anda,” kata pria berusia 70 tahun itu.

“Saya tidak merasa satu bulan telah berlalu, saya tidak punya konsep waktu. Ini benar-benar kabur dan sangat tidak nyata, sangat menakutkan.”

Permintaan Israel

Salah satu sumber yang mengetahui perundingan tersebut, yang melambat setelah invasi darat Israel, mengatakan bahwa poin utama diskusi adalah permintaan pihak Israel agar Hamas memberikan daftar lengkap yang menyebutkan nama dan rincian setiap orang yang ditahan di Gaza. Pihak Israel tidak mau menghentikan pengeboman tanpa menerima daftar ini.

Hamas menjawab bahwa mereka tidak dapat memberikan daftar tersebut tanpa jeda dalam pertempuran, karena diperkirakan 240 sandera disandera oleh sejumlah kelompok berbeda di berbagai tempat di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan para pemimpin Hamas tidak mengetahui secara pasti berapa banyak orang yang ditawan, lokasi mereka, atau jumlah orang yang selamat dari pemboman tersebut.

Sumber lain mengatakan Hamas pada awalnya meminta pertukaran tahanan, bahan bakar, dan pasokan lainnya sebagai imbalan bagi para sandera, namun tuntutan ini dibatalkan demi penghentian serangan udara saja.

“Setiap kali permintaan balasan Israel semakin sulit,” kata sumber itu. Anggota Hamas sebelumnya mengatakan mereka menyandera untuk ditukar dengan ribuan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Perpecahan di Israel

Perundingan ini juga telah memunculkan perpecahan di dalam pemerintahan Israel, yang mempertemukan kelompok garis keras di kalangan militer, kelompok sayap kanan pemerintah, dan khususnya Netanyahu, melawan badan intelijen Mossad, yang merupakan lembaga utama dalam negosiasi penyanderaan, dan beberapa jenderal.

“Setiap kali Bibi [Netanyahu] mencapai kesepakatan, maka tuntutannya akan lebih keras,” kata salah satu sumber. Netanyahu telah berulang kali secara terbuka menolak gagasan gencatan senjata, dan malah memilih untuk meningkatkan serangan terhadap Gaza.

Pada pertengahan bulan Oktober, mantan agen Mossad David Meidan, yang merundingkan pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dari Gaza lebih dari satu dekade lalu, mengatakan kepada Haaretz bahwa tidak ada keraguan masalah pertama yang harus dihadapi negara adalah masalah para tawanan.

“Kesempatan untuk melakukan hal ini sangatlah sempit. Kami harus menyelesaikan ini… dalam waktu seminggu,” katanya.

Pembicaraan terfokus pada upaya untuk menemukan tokoh-tokoh di kamp Israel yang bersedia menerima argumen bahwa pembebasan sandera lebih lanjut tidak mungkin dilakukan di tengah meningkatnya pertempuran.

“Perang berlangsung dengan kekuatan yang belum pernah disaksikan Hamas,” Netanyahu menyatakan dalam pidatonya yang tegas menandai satu bulan sejak serangan tersebut. “Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya kami yang diculik.”

Media Israel melaporkan bahwa direktur Mossad saat ini, David Barnea, dan mantan direktur Yossi Cohen baru-baru ini mengunjungi Doha untuk membahas negosiasi penyanderaan. Kunjungan mereka, serta meningkatnya peran Mossad dalam negosiasi, tampaknya mengalihkan diskusi ke arah kemungkinan pembebasan sandera terbatas yang terkait dengan gencatan senjata sementara.

Kepala CIA, William Burns, mengunjungi Kairo dan Israel awal pekan ini, bertemu dengan presiden Mesir, Abdel Fatah al-Sisi. Burns bertemu dengan pimpinan Mossad Barnea dan perdana menteri Qatar di Doha pada hari Kamis.

Sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut membahas izin sejumlah kecil bahan bakar ke Gaza untuk tujuan kemanusiaan, yang sejauh ini ditolak Israel, serta kesepakatan untuk membebaskan sejumlah kecil sandera dengan imbalan gencatan senjata satu atau dua hari. Namun hasil perundingan tersebut masih belum jelas.

Hizbullah Warning, Perang Israel di Gaza Jadi Perang Regional

Hizbullah Warning, Perang Israel di Gaza Jadi Perang Regional

Foto: Anggota Hizbullah
Foto: Anggota Hizbullah
 Jakarta, BeritaMega4d.com Indonesia – Pemimpin tertinggi kedua Hizbullah memberi peringatan terbaru. Milisi kuat yang didukung Iran di Lebanon itu mengatakan pembunuhan Israel ke warga sipil di Gaza berisiko menimbulkan perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Dalam wawancara di BeritaMega4D.com International, Sheikh Naim Qassem mengatakan perkembangan yang terjadi kini sangat serius dan berbahaya. Menurutnya, tidak ada yang bisa menghentikan dampaknya ke depan.

“Bahayanya nyata,” tegasnya, dikutip Kamis (9/11/2023).

“Karena Israel meningkatkan agresinya terhadap warga sipil dan membunuh lebih banyak perempuan dan anak-anak. Apakah mungkin hal ini terus berlanjut dan meningkat, tanpa membawa bahaya nyata ke wilayah tersebut? Saya kira tidak,” tambahnya dalam sebuah wawancara di Beirut.

Baca juga : Thailand Minta Iran Bantu Pembebasan Warganya yang Disandera Hamas

Dia menegaskan eskalasi apa pun akan terkait dengan tindakan Israel. Setiap kemungkinan, ujarnya, pasti ada responsnya.

Perlu diketahui, Hizbullah sendiri adalah kekuatan politik dan militer terbesar di Lebanon. Namun Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Liga Arab menggolongkannya sebagai organisasi teroris.

Sejauh ini, Hizbullah menanggapi perang di Gaza dengan peringatan peringatan. Kelompok ini disebut berhati-hati mengkalibrasi tindakan mereka.

Ketika serangan Israel menewaskan seorang wanita dan tiga anak di Lebanon selatan pada hari Minggu, Hizbullah menggunakan roket Grad untuk pertama kalinya dalam konflik tersebut. Ini kemudian menewaskan seorang warga sipil Israel.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, mengancam bahwa setiap kematian warga sipil di Lebanon akan mengakibatkan kematian lain di seberang perbatasan. Namun dia tidak mengancam Israel dengan “perang habis-habisan”.

Bukan Cuma 7 Oktober

Dalam wawancara itu Sheikh Naim Qassem juga menegaskan bagaimana masalah Israel dan Palestina bukan hanya terjadi 7 Oktober. Ia menyebut serangan tersebut sebagai respons yang tidak dapat dihindari terhadap pendudukan Israel atas tanah Palestina selama puluhan tahun.

“Mengapa kita tidak melihat apa yang telah dilakukan Israel di Gaza,” katanya.

“Mereka membunuh warga sipil dan menghancurkan rumah-rumah,” tambahnya.

Baca Juga : AS Tak Dukung Pendudukan Israel: Gaza adalah Tanah Palestina!

Sebelumnya di tahun 1948, PBB membuat resolusi 181. Organisasi global itu kemudian mengadopsi membagi Palestina menjadi dua negara dan satu wilayah internasional, negara Palestina, Israel, dan wilayah Yerussalem.

Namun hal ini tak kunjung terealisasi. Perang bahkan makin menjadi di antara dua wilayah.

Perjanjian Oslo pada tahun 1993 juga mencoba memediasi. Otoritas Palestina, PLO mengakui Israel berdasarkan solusi dua negara dan secara efektif menandatangani perjanjian yang memberi Israel kendali atas 60% Tepi Barat, serta sebagian besar sumber daya tanah dan air di wilayah tersebut.

Perjanjian itu seharusnya akan memberikan pemerintah Palestina terpilih pertama, menjalankan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur. Namun janji kesepakatan itu tidak pernah terjadi.

Ancaman Terbesar Perusahaan Global-Selat Hormuz Tutup

Sebelumnya, perang yang terjadi di sejumlah wilayah dunia- termasuk Gaza- telah menjadi fokus perhatian para CEO perusahaan-perusahaan besar saat ini. Hal ini diungkapkan oleh direktur think tank kebijakan luar negeri Atlantic Council, Frederick Kempe, dalam dialog bisnis BeritaMega4d.com Global Evolve, pekan lalu.

Secara rinci, ia menjelaskan, empat tahun pertama dalam dekade terakhir ini telah menimbulkan guncangan eksternal. Mulai dari peristiwa Covid-19, penarikan pasukan AS di Afghanistan yang kemudian melemahkan posisi AS di dunia.

Baca Juga : Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung Kota Gaza, Apa yang Akan Terjadi?

Belum lagi, invasi Rusia di Ukraina. Dan, terakhir, pecahnya perang antara Israel dan Hamas.

“Setiap CEO, semua bank yang saya ajak bicara, mempertimbangkan geopolitik dalam pemikiran mereka dengan cara yang tidak dilakukan lima tahun lalu,” katanya.

“Tidak ada yang mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi bisnis. … Geopolitik mulai memasuki ruang rapat dengan cara yang belum pernah saya alami sebelumnya,” tambahnya.

Dalam laporan lain, perang melebar bisa membuat Selat Hormuz terganggu. Perairan ini adalah titik transit minyak terpenting di dunia, tempat sekitar seperlima produksi minyak global mengalir setiap harinya.

Kekhawatiran paling utama adalah pembalasan Israel terhadap Iran, yang menjadi sumber dana dan senjata proksi-proksi. Menurut prediksi Bank of America baru-baru ini, Iran bisa saja menutup selat tersebut, sehingga mendorong harga minyak hingga di atas U$250 per barel.